Sampai saat keluar dari Socfindo tahun 1989, saya belum terlibat di dalam kepengurusan dan baru bertugas untuk kali pertama di Komisi Teknis pada tahun 1991 mewakili PT. Kinar Lapiga. Ketika itu Ketua Umum adalaj Joharudin, S.E. dan Ketua Satu Tarmidzi Rangkuti, yang belakangan menjadi Ketua Federasi Asosiasi Minyak Nabati Indonesia (FAMNI). Mulai tahun 1993 saya dilibatkan menjadi pengurus dengan posisi sebagai Ketua Satu, Posisi Ketua Umum saat itu dijabat olehJoharudin, Direktur Utama PTPN III. Saya tetap menjalani tugas sebagai Ketua Satu hingga masa pengurusan selesai tahun 1996. Pada saat itulah saya dan Joharudin bersama-sama pihak Filifina dan Malaysia membentuk ASEAN Vegetables Oils Club (AVOC). Belakangan anggota AVOC bertambah dua dengan bergabungnya Thailand dan Vietnam. Namun Vietnam mengundurkan diri setelah beberpa tahun menjadi anggota.
Sekarang keanggotaan GAPKI sudah menjadi 382 perusahaan perkebunan, mulai dari yang bersekala kecil sampai dengan skala besar; terdiri dari 34 orang anggota pusat, 16 anggota dari Sumatera Barat, cabang; 22 anggota dari Jambi, cabang; 9 anggota darfi Sulawesi, cabang; 49 anggota dari Kalimantan tengah, 59 anggota dari Riau, cabang; 30 anggota dari Kalimantan Selatan, Klaimantan Timur 35 anggota, Cabang Kalimantan Barat 21 anggota. Keanggotaan GAPKI bersifat sukarela. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang bergabung ke GAPKI menjadi ajang bertukar informasi mengenai peluang-peluang bisnis kelapa sawit, baik dari dalam maupun luar negeri. GAPKI juga berperan sebagai ujung tombak Pemerintah Indonesia, khususnya dalam memperjuangkan kepentingan produsen minyak sawit di kancah internasional.
Sumber : Derom Bangun