Media di mancanegara juga ikut meliput berita Sukhoi itu. Tidak hanya media cetak seperti Hindu Business di India, Tetapi juga media Online. Pada tanggal 2 Mei 2003 Asia Time Online menurunkan berita dengan judul “Indonesia to Supply Rusia with Palm Oil”. Dalam beritanya dikutip keterangan saya selaku Ketua Umum Gapki mengenai rencana penyerahan CPO kepada Rusia senilai 15 juta dollar AS. Juga disebutkan jenis komoditas lain yang ikut dalam kesepakatan imbal dagang itu, seperti karet, kakao, teh, kopi, komputer alat elektronik, lada hitam, timah putih, tektil dan hasil perikanan.
Pernyataan saya itu ternyata bisa mempertajam rasa persaingan di pihak produsen minyak bunga matahari. Terutama sekali tulisan yang menyebut prediksi saya bahwa harga CPO akan mengalami sedikit kenaikan akibat bertambahnya permintaan pasar dunia. Tapi memeng prediksi itu benar-benar saya sebutkan, bukan salah kutip. Dicantumkan juga mengenai catatan harga CPO pada hari sebelumnya di Rotterdam sebesar 407,5 dollar per ton dan harga di Indonesia antara 370 sampai 380 dollar per ton. Catatan harga seperti ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk membandingkan kewajaran harga yang dibayar Bulog kepada pengusaha sawit.
Setelah melalui berbagai proses, akhirnya Pemerintah RI memenuhi keinginan pihak Rusia dengan mengirimkan beberapa komoditas untuk imbal beli Sukhoi. Pesawat Sukhoi itu mutlak diperlukan untuk menjaga keamanan diwilayah udara Indonesia. Dengan begitu, Angkatan Udara Indonesia memiliki empat pesawat tempur Sukhoi yang siap mengamankan seluruh wilayah Indonesia.
Sumber : Derom Bangun