Tapi anggota tim belum menyerah. Kamipun mencari siapa guru Lambock, putra Maluku yang alumnus Universitas Indonesia itu. Kami cari pakar hukum itu mendapat nasihat hukum sebagai bahan menghadapi Lambock. Tetapi tetap tak berhasil mengubah pendiriannya. Walhasil, niat baik untuk memajukan industri sawit nasional melalui sebuah lembaga yang kuat untuk sementara belum bisa direalisasikan.
Presidenpun berganti dari Megawati ke SBY. Sementara Jusuf Kalla (JK), yang pernah bersama-sama mengatasi persoalan pencemaran solar pada CPO, jadi wakil presidennya. Harapan pun kembali bertumbuh. Apa lagi Pak JK tahu betul potensi yang dimiliki oleh industri sawit nasional. Saya punya pengalaman pribadi dengan Pak JK yang doyan berkelakar itu. Suatu hari dia bilang kepada saya, “Pak Derom”, katanya, “Kalau you tidak bisaturunkan harga minyak goreng, saya tangkap you”. Tentu saja ia tak berseunguh-sunguh dengan ucapan itu. Kendati begitu, saya tahu benar Pak JK orang yang sangat perhatian pada industri sawit nasional.
Karena hubungan yang baik dengan Pak JK, saya pun kembali mengutarakan maksud untuk membentuk sebuah dewan minyak sawit untuk memayungi semua lembaga. Bukan hanya kepada Pak JK, saat saya dan kawan-kawan GAPKI bertemu Presiden SBY pun kami menyampaikan maksud sebuah organisasi yang memiliki mandat untuk mengatur industri sawit nasional. Belum ada hasil konkret dari pertemuan itu.
Sumber : Derom Bangun