Mereka sadar bahwa dengan wilayah yang sangat terbatas itu tak mungkin menjadikan kelapa sawit tumbuh dilahan yang luas seperti yang dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, Malaysia meninggiatkan upaya risetnya untuk meningkatkan produktivitas tandan buah segar per pohon dan menambah bobot buah dalam setiap tandannya. Seperti yang saya telah kemukaknan mengenai kumbang kamerun (baca: “Semua gara-gara kumbang”). Dari sana kita bisa melihat betapa seriusnya pemangku kepentingan industri sawit di Malaysia mencari trobosan untuk meningkatkan kapasitas produksi tanamannya.
Malaysia punya Porim atau Palm Oil Research Insitute of Malaysia yang secara khusus bertugas untuk melakukan dan mendorong penelitian di bidang produksi, ekstraksi, pengelolaan, penyimpanan, pengangkutan, penjualan dan penggunaan sawit dan produk sawit. Selain itu Porim juga memilikin tugas untuk mengumpulkan, menyusun dan menyebarluaskan informasi mengenai produk minyak sawit. Disamping itu ada PORLA (Palm Oil Registration and Licensing Authority) dan kedua organisasi itu kemudian dilebur menjadi MPOB (Malaysian Palm Oil Board).
Disamping itu ada organisasi khusus untuk mempromosikan kegunaan minyak sawit di dalam hal kompotisi dengan pihak produsen minyak nabati jenis lain, namanya MPOPC (Malaysian Palm Oil Promotion Council) dengan CEO-nya dijabat Tan Sri Dato’Yusuf Basiron.
Sumber : Derom Bangun