Suasana rapat pengurus di Bali seperti biasa, cukup hangat karena didalam ruangan hanya empat orang yang mewakili produsen atau perusahaan perkebunan, sedangkan sebaliknya adalah utusan-utusan dari LSM dan utusan rantai pasokan yang lain yang sikapnya lebih sering memihal LSM. Fahmudin Agus dapat mengikuti rapat selama satu hari dan pada hari kedua harus berangkat ke Jakarta lebih awal. Oleh karena pada hari kedua muncul masalah-masalah keanekaragaman hayati (biodiversity), saya mengundang oliver Tichit dari PT. Tolan Tiga yang sebelumnya sudah mendapat tugas sebagai anggota tim teknis keanekaragaman hayati. Jadi, pada rapat hari kedua pengurus RSPO ini saya perkenalkan lagi secara santai seorang alternate dari alternate. Cara saya memperkenalkan itu semapt mengundang tawa dan senyum para anggota lain. Dalam dua hari saya menyebut tiga nama sebagai alternate.
Bersama pemerintah saya beberapa kali mengundang Menteri Pertanian Anton Apriyantono dan Direktur Jenderal Perkebunan Achmad Mangga Barani ke pertemuan-pertemuan di Brussels, London dan bahkan di Amerika Serikat. Di Brussel dan london pertemuan itu terselengarakan dalam bentuk kerja sama antara Malaysia dan Indonesia, karena itu hadir juga Menteri Perladangan dan Komoditas Malaysia Datuk Pieter Chin didampingi Dirjen MPOB Wahid Basir dan Direktur Eksekutif MPOC Yusof Basiron. Saya diminta Menteri Pertanian dan Dirjen Achmad Mangga Barani menyampaikan makalah dalam pertemuan-pertemuan itu.
Keaktifan saya dalam pertemuan internasional yang mengurusi sawit membuat saya dijuluki “Duta Besar Sawit Indonesia”oleh Dirjen Perkebunan Achmad Mangga Barani. Tentu saja kehormatan buat saya yang mendapatkan julukan tersebut.
Sumber : Derom Bangun