Pengusaha yang memiliki problem menyangkut penyelesaian masalah teknis selalu datang kepada saya untuk bertanya. Saya berpikir, keterampilan saya bisa berguna bagi orang-orang yang konsultasi saja. Ada kalanya saya dimintai pendapat tanpa dibayar sesen pun, tetapi itu semua saya lakukan dengan keikhlasan.
Tapi tak jarang datang pekerjaan-pekerjaan yang banyak menyita waktu dan pikiran saya, seperti pada saat PT. Para Sawita meminta bantuan saya untuk membuat rancangan proyek penjernihan air untuk Pertamina di Pangkalan Susu melalui PT. Nasio yang dipimpin Hasman G. Bangun dan Soaduon Silitonga. Dengan bekal pengetahuan teknik dan pengalaman belajar di beberapa negara, saya memberanikan diri untuk menjadi konsultan.
Maka, berawal dari pesanan pekerjaan itulah, pada 1985 saya beserta dua rekan, S.E. Sinulingga dan C.Y.O. Sorongan, mendirikan PT. Konsultan Tri Upaya. Dari nama perusahaan bisa dilihat bahwa usaha ini didirikan atas upaya tiga sahabat. Saya punya saham 36 persen, S.E. Sinulingga 32 persen dan C.Y.O Sorongan 32 persen. Soal saham ini, sebetulnya saya ingin membagi rata untuk kami bertiga. Namun, jika ini dilakukan, maka tidak ada otoritas terakhir pengambilan keputusan. Pembagian keuntungan dilakukan sama rata, tapi senioritas terletak pada diri saya.
Sumber : Derom Bangun