Suratnya disusun dengan baik dalam baha Inggris. Saya yakin susunan dan kata-katanya dibantu diperbaiki oleh Yahya Rowter, kepala bagian pemasaran yang secara tidak resmi bertugas selaku serketaris untuk urusan bahasa Inggris. Suratnya diawali dengan ucapan terimakasih, kemudian menyatakan paham dengan keinginan saya meningalkan perusahaan ini setelah bertugas 22 tahun. Terus diulangi mengucapkan terimakasih, kalai ini untuk kontribusi berharga yang saya berikan sehingga banyak masalah teknik dan teknologi dapat diatasi, termasuk pembangunan pabrik-pabrik baru. Dijanjikan pula perusahaan akan menyampaikan surat khusus berkenaan dengan kontibusi saya.
Intinya, saya diberikan gaji dan fasilitas sampai akhir tahun, 31 Desember 1989, walaupun saya hanya diminta sesekali masuk ke kantor sampai akhir bulan juni 1989. Semua gaji, hak pensiun, hak atas keuntungan perusahaan tahun 1988 dan 1989 akan diberikan secara penuh. Saya pikir itu sudah yang terbaik yang bisa diberika oleh Socfindo. Saya sering menanamkan dalam hati, sebagai pegawai kita tidak boleh mengharap ada “kenang budi”. Jangan berharap jasa masa lalu itu akan dihargai lagi karena pada saat kita melakukanya sudah diberi imbalan gaji. Saya bahkan sudah mendapat imbalan lain seperti berpergian ke Malaysia, Singapura dan negera-negara Eropa, Amerika dan Australia. Ditambah lagi perlakuan yang sering saya rasakan sebagai perlakuan istimewa. Jadi, itulah penghargaan yang diberikan pada saat kita memberikan kontribusi.
Akhirnya pada tanggal 31 Desember 1989, PT. Socfindo menyampaikan piagam penghargaan atas kesetiaan dan pengabdian saya yang dicetak dengan mengunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dan diberi nomor B.Um\PP\Bi\31\89. Keputusan pengunuran diri saya itu bukan akhir dari perjalanan karier saya. Kelak saya semakin memiliki waktu yang lebih banyak lagi untuk aktif dalam berbagai kepengurusan organisasi profesi pengusaha dan organisasi di bidang kelapa sawit seperti di GAPKI.
Sumber : Derom Bangun