Pertemuan pertama saat Ketua Umum PII masih dijabat G.M. Tampubolon. Waktu itu ada pertemuan di Jalan Gatot Subroto, di Gedung Tenaga Kerja, YTKI. Habibie dalam kapasitas sebagai Menristek turut datang ke acara tersebut. Sesuai mengikuti acara di YTKI, kami bersama-sama ke Istana untuk bertemu Pak Harto, presiden yang sedang berada pada posisi kuat saat itu.
Pertemuan kedua diwarnai berbagai peristiwa yang cukup membekas. Saat itu PII sudah diketahui Aburizal Bakrie dan akan menyerengarakan sebuah acara di Jakarta dan Bandung. Saya berangkat dari Medan dalam situasi yang kurang nyaman, ayah saya sedang dirawat inap di rumah sakit. Sebagai Ketua PII Sumatera Utara saya harus membawa rombongan menghadiri acara pertemuan dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka dan langsung harus menghadiri acara di Bandung. Dalam keadaan yang sedemikian tak mengenakka itu saya akhirnya berangkat ke Jakarta, tetapi pikiran saya tetap ada di Medan karena ayah sedang diopname.
Tiba di Jakarta saya dan rombongan PII Sumatera Utara langsung menuju Hotel Indonesia. Namun, pada pukul sembilan malam, telpon di kamar saya berdering. Ternyata adik saya Lengkap mengabarkan bahwa kondidi ayah kritis.
“Saya tak tahu apa yang telah terjadi ini, tapi kalau bisa kembali ke Medan besok pagi”, kata Lengkap di seberang sana disertai nada suara yang gugup.
Sumber : Derom Bangun