Pengurus PII Cabang Medan mencalonkan saya karena saya dinilai memenuhi syarat untuk katagori Adhiipta Rekayasa. Muhammad Aslam berkeras dan mengumpulkan bahan-bahan pendukung, terutama yang menyangkut pengalaman saya merancang pabrik pengolahan dan industri hilir kelapa sawit, peranan saya dalam mengatasi pencemaran limbah pabrik sawit dan karet mendapat penghargaan dari Menteri Kependudukan dan lingkungan Hidup Emil Salim, sampai pada pengalaman organisasi menjadi Ketua ASEAN Vegetable Oils Club yang berkantor di Kuala Lumpur. Bahkan dibuat uraian mengenai peranan mengusulkan dan berhasil mengubah “International Code of Practice” minyak inti sawit dalam sidang badan PBB yang bernama Codex Alimentarius Commission di London dan Roma. Juga disebut penyampaian makalah di Mumbai-India, Dubai-UEA, Phonix-Ameriaka Serikat, dan sebagai Vice Presiden II RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) yang didirikan di Zurich, Swiss. Tidak ketinggalan sejumlah surat penghargaan dimasukan dalam daftar pertimbangan.
Juri Engineering Award 2006 membacakan hasil penilaian dalam acara yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla ini. Untuk katagori Adhidarma Profesi disebut nama-nama nomime dan tiga nama pemenang. Demikian juga untuk katagori Adhikara Rekayasa disebutkan tiga pemenang, yang disambut tepuk tangan. Terakhir adalah katagori Rekayasa. Saya menyimak apa yang keluar. Disebut tiga nama nomine, salah satunya adalah nama saya. Berarti penilaian pengurus cabang Medan diakui oleh juri.
Untuk pemenang, kata panitia, “Tidak ada”. Suara tarikan nafas terdengar. Jusuf Kalla tidak melewatkan hal yang satu ini. Pada saat berpidato, Wapres yang populer itu berkata, “Kalau negara kita maju, itu adalah karena para insinyur. Tetapi kalau negara kita terpuruk seperti sekarang ini, juga karena para insinyur kita”. Terdengar suara berdesah seakan kurang setuju. Jusuf Kalla menambahkan, “Buktinya tadi kita ada yang mendapat Award Adhicipta Rekayasa!”, terdengar suara tawa lirih.
Sumber : Derom Bangun