Pada tahun 1996 kembali saya dipilih menjadi ketua. Kali ini pelantikan akan dilaksanakan dengan acara yang lebih meriah. Ketua Umum Pengurus Pusat Ir. Aburizal Bakrie akan diminta melantik. Dia selalu sibuk dan tidak mudah menemuinya. Kebetulan saya berjumpa di London dan langsung saya minta kesediaan waktunya. Gubernur Sumatera Utara juga berkenan hadir. Ketua Kadin Sumatera Utara Imral Nasution yang memang akrab dengan saya hadir dan memberi dorongan moral. Keakrabannya dengan rekan-rekan pengurus membuat suasana semarak.
Saya merasa PII Cabang Sumatera Utara perlu memiliki kantor. Kesempatan mencari dana terbuka karena PIII, organisasi istri Insinyur, bersedia mengikuti gagasan itu. Kantornya nanti bisa menjadi milik bersama dan di pakai bersama. Kebetulan para istri insinyur memilih istri saya, Dra. Jendamita Sembiring, menjadi ketua setelah masa bakti Ibu. W.H.L. Tobing berakhir. Bersama Ibu. Pintoro, Ibu. Simpe Garang, Ibu. Sugianto, dan Ibu. Marzuki Jakob, PIII melakukan banyak kegiatan yang menghasilkan dana. Termasuk memutar film perdana yang ketika itu masih dinikmati masyarakat. Film yang dibintangi Meryl Streep didatangkan oleh ibu-ibu.
PII juga mengalang dana. Dibantu oleh Ir. M. Aslam, dibuat agenda sarana promosi. Akhirnya gabungan dana PII dan PIII Cabang Sumatera Utara cukup untuk membeli ruko kecil di Jalan Sunggal menjadi investasi bersama. Saya selalu berharap PII bisa aktif mengubah daya kreativitas anggotanya untuk berkaryadan memberikan sumbangan pemikiran. Saya menulis artikel di koran Sinar Indonesia Baru, “Menyuburkan Bakat Keinsinyuran”.
Sumber : Derom Bangun