Acara selanjutnya adalah sambutan pengurus pusat Persatuan Insiyur Indonesia oleh Ketua Umum Ir. G.M. Tampubolon yang mengatakan harapan agar konvensi ini dapat kiranya menemukan sasarannya, dapat menemukan identitasnya di tengah iklim pembangunan sekarang, dan juga menunjang pembangunan industri kimia.
Sambuan selanjutnya disampaikan Menteri Perindustrian A.R Soehoed. Industri kimia akan menjalankan peranan yang kian meningkat dalam pembangunan industri dan proses-proses pengolahan bahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun kebutuhan pembangunan. Dalam sambutannya juga disinggung mengenai kebutuhan bahan pangan yangakan semakin menciut, perlu dipikirkan bahan pangan tambahan dikemudian hari seperti sagu. Mungkin melalui peoses kimia dapat dikonversikan menjadi pangan yang mudah diolah dan mudah dimakan. Pohon sagu juga dapat membantu pengamanan didalam hirologi dan erosi. Jadi penting dalam mengamankan kelestarian lingkungan. Eksperimen-eksperimen untuk mencapur minyak diesel dengan minyak sawit untuk menghemat dan berbagai gambaran yang telah dipaparkan merupakan pertanda betapa pentingnya industri kimia dasar bagi pembangunan ekonomi kita. Kemudian A.R. SoeHoed mengakhiri sambutannya dengan membuka konvensi secara resmi.
Pada tahun 1985, dalam rapat anggota Ir. Marzuki Jakob mengusulkan agar saya menjadi ketua. Karena ada beberapa calon, dilakukan pemilihan melalui pemilahan formatur. Banyak suara memilih saya sehingga saya terpilih menjadi ketua. Ir. Tula Siregar, Ir. W.H.L. Tobing, dan Ir. Paul Siregar duduk sebagai wakil-wakil ketua, sedangkan Ir. Suhardi Aries sebagai sekretaris dan Ir. Alamria Abas sebagai bendahara. Dorongan kawan-kawan yang sangat aktif menghasilkan kegitan yang lebih berarti.
Sumber : Derom Bangun