Saat itu saya pun memiliki dugaan, bisa jadi berkurangnya debit air di Danau Toba karena digunakan secara berlebihan bagi pembangkit listrik yang 80 persen listriknya digunakan demi kepentingan PT. Inalum di Asahan. Waktu itu pabrik alumunium yang merupakan penanaman modal Jepang itu membutuhkan listrik yang sangat besar dan satu-satunya pemasok listriknya adalah turbin yang digerakan oleh air bendungan Asahana yang berasal dari Danau Toba. Debit airpun semakin berkurang karena air terus dialirkan keluar danau. Meski demikian, dugaan ini tidak sempat saya ungkapkan pada zaman itu, apa lagi pembangunan pabrik itu mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.
Sambil bekerja penuh di PT. Socfindo, saya ikut juga kegiatan PII Cabang Sumatera Utara. Pada tahun 1981 Ir. Tagor Situmorang yang menjabat Kepala Kereta Api Eksploitasi Sumatera Utara terpilih menjadi ketua cabang dan saya menjadi ketua I sebagai wakilnya. Kegiatan sosial dan kebudayaan menjadi menarik karena didukung para istri yang tergabung dalam PIII (Persatuan Istri Insinyur Indonesia). Ibu. W.H.L Tobing memprakarsai operet yang melibatkan banyak anggota beserta keluarga. Anak-anak juga merasa senang. Bisa ikut naik panggung.
Keberadaan Badan Kejuruan Kimia yang disingkat BKK membuat keahlian saya dalam bidang kimia bisa lebih berguna. BKK-PII melaksanakan suatu konvensi, yaitu konvensi kedua di Jakarta pada tanggal 16-17 Juni 1981. Konvensi kedua ini mengambil tema “Konsolidasi BKK-PII dan Peningkatan Prestasi Anggotanya Dalam Pembangunan”. Panitia menyampaikan undangan untuk membuat makalah beberapa bulan sebelum dilaksanakan konvensi tersebut. Sebenarnya konvensi pertama telah dilaksanakan empat tahun sebelumnya, yaitu tanggal 25-26 Oktober 1977.
Sumber : Derom Bangun