Saat kami duduk dalam ruang pertemuan, pihak protokol kediaman Perdana Menteri ada yang mengambil foto dan ini tentu mengikuti suatu prosedur. Foto itu kami harapkan dapat kami peroleh. Kami sendiri tidak diperkenankan atau tidak ada peralatan untuk memotret. Benar saja, “ternyata foto yang kami ambil oleh pihak petugas rumah tangga Perdana Menteri itu kemudian muncul keesokan harinya di surat kabar di Pakistan. Misalnya disurat kabar Pakistan Times yang juga ada press realease dari pihak Perdana Menteri yang menjelaskan kunjungan kami disebut sebagai kunjungan delegasi investor dan dagang dari Indonesia. Berita ini bahkan dimuat juga oleh televisi dan website, kantor berita seperti Associate Press of Pakistan, dan nampaknya cukup menarik perhatian kalangan bisnis, terutama karena diungkapkan bahwa Perdana Menteri Pakistan bersikap pro atau menginginkan PTA.
Antara Indonesia dan Pakistan harus ditandatangani secepatnya. Juga dikutip bahwa delegasi Indonesia yang menyatakan ingin menjajaki peluang investasi di Pakistan. Walaupun itu tidak secara langsung saya ucapkan di dalam pertemuan, tetapi mengingat anggota delegasi ada yang mewakili pihak industri minyak nabati yang juga telah berinvestasi di Pakistan selalu ada.
Sumber : Derom Bangun