Ruapanya Malaysia telah berhasil meningkatkan hubungan dagang dengan Pakistan dan telah menandatangani perjanjian mengenai free trade area (FTA). Melalui kesepakatan FTA itu minyak sawit Malaysia yang diekspor ke Pakistan mendapat keringanan bea masuk sebesar 10 persen dari tarif yang berlaku. Artinya, menurut tarif yang berlaku, bea masuk CPO ke Pakistan adalah 910 rupee per ton. Dengan adanya pengurangan sebesar 10 persen tersebut, bea masuk yang harus dibayar untuk impor minyak sawit dari Malaysia berkurang sebesar 91 rupee, yang nilainya sekitar 16 dollar AS.
Untuk impor dari Indonesia, bea masuk tidak mendapat keringanan alias tetap 910 rupee per ton. Perbedaan tarif bea masuk inilah yang membuat para eksportir Indonesia tidak mampu bersaing di pasar Pakistan. Sebagai contoh, ketika harga CPO berada dikisaran 550 dollar AS per ton, FOB Belawan atau jugaMalaysia benari menawarkan harga 550. Ketika pembeli Pakistan meminta dari Indonesia, maka pembeli ini mengharapkan harga yang lebih rendah sebesar 16 dollar atau hanya berani menawar harga 534 dollar per ton. Eksportir Indonesia bersedia menyeseuaikan harga hanya pada kisaran 540 dollar yang berarti importir Pakistan harus membayar sebesar 540+16 menjadi 556 dollar per ton dan ini masih lebih mahal dari pada harga yang ditawarkan Malaysia. Karena itu, peluang Indonesia menjadi lebih kecil, kecuali ketika pembeli Pakistan terdesak untuk memenuhi kebutuhannya dalam waktu yang singkat dan kebetulan suplai dari Malaysia agak lambat, maka pada saat itulah minyak sawit Indonesia dibeli oleh Pakistan.
Akibat, terlihat jelas bahawa selama periode semester pertama tahun 2008 volume ekspor Indonesia ke Pakistan menurun draktis hingga lebih dari 40 persen. Perusahaan-perusahaan Indonesia yang melakukan ekspor ke Pakistan, seperti Musim Mas dan Permata Hijau Sawit, merasa persaingan yang berat ini harus dicari jalan keluarnya. Mereka menghubungi saya di kantor Gapki. Mereka mengusulkan agar saya membawa pesan kepada pemerintah untuk meningkatkan kerja sama dengan Pakistan, paling tidak pihak eksportir Indonesia juga dapat menikmati diskon yang sama atas bea masuk minyak sawit ke Pakistan.
Sumber : Derom Bangun