Oleh sebab itu, stok CPO Malaysia di China pun jaauh lebih besar. Mereka juga mengelola CPO-nya menjadi produk-produk turunan dari seperti minyak goreng. Dengan begitu, mereka terbebas dari kuota penjualan, sebab barang yang dikenai pembatasan adalah CPO, bukan produk turunannya. Malaysia juga memenik keuntungan tambahan dengan menjual produk olahan, dimana harganaya sudah lebih tinggi dibandingkan jika mereka menjual minyak sawit dalam keadaan mentah. Itulah kenapa Malaysia harus dijadikan mitra srategis pelaku bisnis kelapa sawit di Indonesia.
Pada 2010 China diperkirakan mengimpor CPO di atas angka 6 juta ton, dari jumlah itu ditargetkan Indonesia dapat mengekspor 2 juta ton CPO. Tetapi permintaan CPO ini kemudian dapat bertambah karena Pemerintah China sedang mengembangkan pemakaian biodiesel, sehingga jumlah ini diperkirakan akan meningkat pesat seiring dengan pemberlakuan FTA mulai 2010.
Pada awal tahun 2010 diberlakukan kesepakatan ASEAN-China Free Trade Agreement (AC-FTA). Dengan pemberlakuan itu diharapkan dapat mempermudah dan menambah volume ekspor CPO Indonesia ke China. Pemberlakuan AC-FTA jelas menguntungkan perdagangan ekspor CPO Indonesia ke China yang merupakan pasar CPO terbesar di dunia.
Sumber : Derom Bangun