• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Sunday, 26 March 2023
Trending
  • Pastikan Stok Pangan Aman Saat Ramadhan
  • Berhasil Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit
  • Sambut Bulan Suci Ramadan, ID FOOD Gelar Tarhib Ramadan
  • Kementerian ESDM Dukung Pemanfaatan EBT Sektor Swasta
  • KLHK dan MA Perkuat Kerjasama Bidang Hukum Perlindungan LHK
  • PTPN Akan Segera Membentuk Dua Sub Holding, Sub Holding PalmCo dan Sub Holding SupportingCo
  • Pemerintah Memiliki Komitmen Sangat Kuat Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), Dibuktikan Dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC)
  • Pemerintah Memastikan Kestabilan Harga dan Keamanan Stok Pangan Jelang Ramadan
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Membedah Kendala Pemasaran Tanaman Berbasis Bioteknologi
Berita Terbaru Inovasi

Membedah Kendala Pemasaran Tanaman Berbasis Bioteknologi

By Redaksi SIJuly 27, 20172 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
FOTO INOVASI
FOTO INOVASI
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

Komoditas pangan hasil rekayasa genetik atau bioteknologi tidak mudah untuk dipasarkan, karena harus melewati tahap uji keamanan yang memakan waktu bertahun-tahun. Hal ini cenderung menghambat distribusi dan produktifitas pangan di tengah kelangkaan sumber pangan di masyarakat.

Prof. Dr. M Herman, M.Sc Peneliti Purna Bakti Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian menyatakan bahwa aturan pemerintah mengharuskan tiap produk bioteknologi melewati tiga tahap uji, dari uji keamanan pangan, keamanan lingkungan dan keamanan pakan. Setelah itu, tinggal menunggu regulasi lanjutan dari pemerintah berupa paduan pasca uji atau post-monitoring guidelines sebelum menjalani pengujian multi area hingga kemudian sampai ke peluncuran varietas baru.

Baca juga :   Strategi Meraih Produktivitas Pertanian Berkelanjutan

Namun, ia mempermasalahkan tahap uji tersebut memakan waktu yang panjang dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. “Misalnya penelitian bioteknologi khususnya rekayasa genetik benih kelapa sawit itu mahal untuk dikomersilkan karena ada studi pangan. Sawitkan tetap digunakan sebagai minyak goreng, jadi harus melalui tahap keamanan pangan dan keamanan lingkungan juga,” kata Herman di Hotel Aston, Jakarta, awal Juni 2017.

Baca juga :   Presiden Tinjau Food Estate di Papua

Akibat tahapan yang panjang itu, kata dia, sejak 2011-2016, baru ada sekitar 23 tanaman yang sudah lolos keamanan pangan, 9 keamanan lingkungan dan 2 keamanan pakan. Sementara itu, sebagai besar benih bioteknologi yang lain sedang menunggu tiap tahapan.

Menurutnya, keterlambatan tersebut karena sulit menemukan waktu yang tepat antara tim riset dan Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, yang memiliki kesibukan masing-masing. “Banyak yang nggak on time karena anggota Komisi Keamanan Hayati sebagai regulator dan tim teknis itu terdiri dari pakar, dosen dan peneliti yang mempunyai pekerjaan sehingga sulit mencari waktu bersamaan dengan mereka untuk bertemu sidang. Itu problem utamanya,” jelasnya.

Baca juga :   CPOPC Bersama Perusahaan Indonesia Dan Malaysia Bantu Petani Sawit Honduras

Ia menceritakan, salah seorang peneliti dari PT Sygenta Indonesia sudah meneliti benih kedelai dan jagung sejak 2008. Namun, hingga saat ini belum menyelesaikan tahap uji keamanan lingkungan dan pakan. Padahal, idealnya seluruh tahapan keamanan bisa diselesaikan secara tepat waktu dalam 220 hari.

kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Pastikan Stok Pangan Aman Saat Ramadhan

2 days ago Berita Terbaru

Berhasil Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit

2 days ago Berita Terbaru

Sambut Bulan Suci Ramadan, ID FOOD Gelar Tarhib Ramadan

2 days ago Berita Terbaru

Kementerian ESDM Dukung Pemanfaatan EBT Sektor Swasta

2 days ago Berita Terbaru

PTPN Akan Segera Membentuk Dua Sub Holding, Sub Holding PalmCo dan Sub Holding SupportingCo

2 days ago Berita Terbaru

Pemerintah Memiliki Komitmen Sangat Kuat Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), Dibuktikan Dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC)

2 days ago Berita Terbaru

Pemerintah Memastikan Kestabilan Harga dan Keamanan Stok Pangan Jelang Ramadan

2 days ago Berita Terbaru

Jaga Ketersedian Pangan Jelang Ramadan

3 days ago Berita Terbaru

Strategi Meraih Produktivitas Pertanian Berkelanjutan

3 days ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Majalah Sawit Indonesia Edisi 136

Edisi Terbaru 1 month ago2 Mins Read
Event

Promosi Sawit Sehat Dan Lomba Kreasi Makanan Sehat UKMK Serta Masyarakat

Event 4 days ago1 Min Read
Latest Post

Pastikan Stok Pangan Aman Saat Ramadhan

2 days ago

Berhasil Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit

2 days ago

Sambut Bulan Suci Ramadan, ID FOOD Gelar Tarhib Ramadan

2 days ago

Kementerian ESDM Dukung Pemanfaatan EBT Sektor Swasta

2 days ago

KLHK dan MA Perkuat Kerjasama Bidang Hukum Perlindungan LHK

2 days ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version