Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit menampilkan program riset sawit yang telah didanai. Hasilnya telah membiayai 173 kontrak penelitian sawit, 158 publikasi ilmiah nasional dan internasional, 40 paten, dan menerbitkan 5 buku.
“Riset menjadi sangat penting bagi pengembangan sektor sawit. Oleh karena itu, pemilihan tema riset sebaiknya lebih cermat dilakukan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam acara Pekan Riset Sawit Indonesia 2019, Kamis (1 Agustus 2019) di Jakarta.
Menko Darmin memberikan beberapa pesan kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) yang dipimpin oleh Dono Boestami. Tema riset sebaiknya tidak bertabrakan dengan penelitian yang dilakukan perusahaan.
“Sebetulnya memang banyak sekali yang perlu diteliti. Tapi, ada riset yang bisa dilakukan oleh perusahaan besar sawit, ada juga yang bisa dilakukan oleh PT RPN (Riset Perkebunan Nusantara). Misal terkait bagaimana melahirkan benih yang mampu memberikan produktivitas tinggi atau mengenai produksi turunan. BPDP-KS tidak perlu masuk ke area itu. Optimalkan area lain,” tutur Darmin.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar kegiatan Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) 2019 di Jakarta pada Kamis 1 Agustus 2019. Dalam kegiatan ini ditampilkan riset yang memiliki solusi konkret dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh para pelaku sawit di Indonesia.
Sekitar 500 peserta yang mewakili pemangku kepentingan sawit Indonesia menghadiri kegiatan ini. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan oleh para peneliti dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga-lembaga riset dalam negeri dengan dukungan pendanaan dari BPDPKS.
Dalam hal ini, BPDPKS telah bekerjasama dengan lebih dari 25 universitas negeri dan swasta, 15 lembaga penelitian non perguruan tinggi, 501 peneliti senior, serta 256 mahasiswa. Hasil pendanaan penelitian telah menghasilkan 173 kontrak penelitian sawit, 158 publikasi ilmiah nasional dan internasional, 40 paten, dan menerbitkan 5 buku.
Direktur Utama BPDP-KS, Dono Boestami menyatakan bahwa pihaknya ingin meningkatkan level penelitian dan pengembangan menjadi berskala internasional.
“Kami telah dan akan terus menjajaki kemungkinan untuk bekerja sama dengan berbagai lembaga penelitian dan universitas terpandang di dunia untuk memberikan nilai tambah bagi kegiatan riset sektor sawit Indonesia,” kata Dono.
Menko Darmin menjelaskan bahwa Pemerintah telah menggulirkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit, khususnya bagi pekebun swadaya. Dalam hubungannya dengan riset, satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah pemanfaatan limbah batang sawit hasil peremajaan.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 94, 15 Agustus – 15 September 2019)