Industri Minyak Sawit Kalimantan Timur Menuju 2030
Industri minyak sawit Kalimantan Timur ke depan meskipun ruang ekspansi kebun masih memungkinkan, perlu menjadikan peningkatan produktivitas sebagai strategi penting untuk peningkatan produksi minyak sawit. Untuk peningkatan produktivitas, memerlukan penyediaan pupuk yang berimbang dan kecambah unggul tersertifikasi. Dengan peningkatan produktivitas tersebut, Kalimantan Timur diperkirakan akan menjadi sentra produksi CPO terbesar di Indonesia sebelum tahun 2030.
Peningkatan produktivitas juga akan meningkatkan produksi biomas yang potensi untuk bahan baku biopremium. Selain itu juga menghasilkan POME yang dapat digunakan untuk menghasilkan biogas/biolistik. Selain itu juga meningkatkan peran jasa lingkungan seperti penyerapan karbondioksida, produksi oksigen dan konservasi tanah dan air.
Untuk mendukung hilirisasi, pemerintah provinsi Kalimantan Timur telah menyediakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy sebagai kawasan industri hilir minyak sawit dan pelabuhan. Melalui hilirisasi industri minyak sawit (jalur oleofood, biosulfaktan, biolubrikan dan biofuel) Kalimatan Timur berpeluang menghasilkan produk-produk hilir minyak sawit baik produk makanan, produk farmasi/kesehatan/toiletries/kosmetik maupun produk bahan bakar dan pelumas.
Melalui hilirisasi minyak sawit yang konsisten, Kalimantan Timur ke depan berpeluang besar untuk beralih dari produsen/eksportir CPO menjadi produsen/eksportirproduk oleofood, oleokimia, biodiesel dan bioethanol/biopremium. Menuju tahun 2030, Kalimantan Timur berpeluang menjadi sentra industri hilir minyak sawit Indonesia.