Manitou terkenal sebagai manufaktur alat berat terbaik dan berkualitas. Di Indonesia, dalam memasarkan produk tidak hanya menjual produknya saja melainkan memikirkan after sales.
Manitou di Indonesia bukanlah pemain baru di segmen alat berat. Perusahaan manufaktur alat berat asal Perancis ini pada awalnya memproduksi forklift untuk konstruksi. Seiring permintaan pasar, perusahaan memodifikasi produk sesuai kebutuhan konsumen.
Dwipa Hertanto, Area Sales Consultant Indonesia, Manitou Group menjelaskan bahwa awal berdirinya Manitou sebagai perusahaan yang merakit peralatan untuk konstruksi. Tetapi sekarang ini dengan perkembangan berbagai sektor industri, bahkan Manitou di Indonesia menggarap empat pasar utama yaitu agrikultur, konstruksi, industrial (warehouse), dan pertambangan.
Sektor perkebunan terutama perkebunan sawit di Indonesia. Menurut Dwipa Hertanto, plantation merupakan bisnis yang sangat dinamis dan berkelanjutan. Sekitar tahun 2000-an, Manitou mulai masuk pasar di sektor perkebunan untuk mengetahui kebutuhan alat berat apa yang sering digunakan. Kehadiran Manitou ingin menjadi solusi alternatif kegiatan di perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Di sektor perkebunan sawit, Manitou mempunyai unit alat berat yang mampu memahami kebutuhan industri sawit. Produk Manitou antara lain telehandler, Skid Steers Loader, Backhoe Loader dengan berbagai keunggulan dan nilai tambah. Jika ditinjau aspek alat produk manufacture Manitou yaitu berkualitas karena didatangkan langsung dari Perancis. Sementara itu, mesin telehandler yang diproduksi disesuaikan dengan negara-negara user seperti Indonesia, terutama perihal standard emisi.
Lebih lanjut, Dwipa mengatakan produk Manitou merupakan alat yang cukup spesifik namun di beberapa jenis pekerjaan sangat dibutuhkan. Saat ini memang sudah cukup banyak menyediakan alat berat untuk sektor pertambangan. “Namun yang terpenting dari penjualan alat (produk Manitou) yaitu after salesnya,” ujarnya.
Sebagai perusahaan manufaktur dengan standar Eropa, Manitou dalam memasarkan produk tidak hanya menjual produknya saja melainkan memikirkan after sales. “Itu yang menjadi perhatian kami dari tahun ke tahun,” kata Dwipa.
Salah satu layanan after sales yang dimiliki Manitou yaitu training layanan standar yang diberikan pada user atau konsumen yang membeli produk. Meskipun sudah mendapatkan training setiap pembelian baik repeat order (RO) maka tetap mendapatkan class training untuk operator dan maintenance.
“Cara ini penting untuk mengenali alat tersebut dengan class training selama minimal 2 hari untuk meminimalis kekeliruan yang dilakukan operator atau maintenance. Jadi kita menyampaikan knowlegde dan alatnya yaitu bagaimana merawat dan mengoperasikan ini menjadi satu hal standar bagi kita,” kata Dwipa Hertanto.
Tidak hanya itu, user juga sangat mudah mendapat spare part karena tersedia di dealer. Dealer membuat inventory spare part yang didistribusikan dari kantor Jakarta yang disesuaikan dengan populasinya. Singapura merupakan hub untuk spare part inventory Manitou Regional Asia Pacific untuk memberikan support bagi dealer.