Pangkalan Bun, SAWIT INDONESIA –PT. Astra Agro Lestari,Tbk, memiliki perhatian pada sektor Pendidikan yang diwujudkan melalui kegiatan tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR).
Kali ini, melalui anak usahanya PT. Gunung Sejahtera Dua Indah (GSDI) yang beroperasi di Kalimantan Tengah dengan program CSRnya, yang diwujudkan dengan sekolah yaitu SD Gunung Sejahtera Dua Indah mampu menumbuh kembang salah satu bakat siswanya.
Adalah Dipan, siswa SMP Gunung Sejahtera Dua Indah (GSDI) mampu membuat komik cerita rakyat Kalimantan Tengah, Hantuen. Komik ini, bercerita tentang siluman atau hantu jadi-jadian yang memiliki kemampuan berubah jadi manusia, yang akhirnya menikah dengan seorang manusia asli.
Siswa yang tinggal di Desa Nangamua, Kotawaringin Barat ini mengungkapkan kesenangannya menggambar dan membuat ilustrasi. Atas binaan guru SMP GSDI, Dipanterinspirasi membuat komik dari cerita rakyat dengan memanfaatkan gadget dari sekolah.
“Cerita hantuen saya ilustrasikan jadi komik untuk melestarikan kebudayaan masyarakat sini, agar tidak tenggelam oleh zaman,” ungkap Dipan, siswa yang bersuku Dayak.
Menurutnya, dongeng legenda atau cerita rakyat sudah jarang ditemui, bahkan cenderung tergerus zaman. “Melalui komik merupakan salah satu sarana untuk anak seusianya agar lebih tertarik membaca serta mempelajari budaya, juga legenda masyarakat setempat khususnya Kaltimantan Tengah,” katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi sawitindonesia.com, pada Selasa (14 Mei 2024).
Lebih lanjut, Dipan menceritakan bahwa dirinya akan terus melanjutkan pembuatan komik berdasarkan cerita rakyat lainnya yang ada di Kalimantan Tengah.
“Kegiatan ini dijadikannya hobi di sela-sela kesibukannya bersekolah. Dan, berharap banyak yang tertarik dengan cerita rakyat jika dikemas lebih menarik, seperti komik yang dibuatnya,” pintanya.
Dengan kemampuan siswanya yang mampu komik cerita, Kepala Sekolah SMP GSDI, Catur Suharsono, turut memberikan tanggapan. “Pembinaan siswa-siswi di SMP GSDI ini selalu kami integrasikan dengan budaya masyarakat setempat, agar anak teredukasi namun juga minat dan bakatnya tetap tersalurkan,” ujarnya.