JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Mahasiswa Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta–Stiper (AKPY-Stiper) mengikuti kegiatan lanjutan Pembinaan Mental Fisik Displin (Bintalfisdis) di Denhanud Paskhas Yogyakarta. Kegiatan berlangsung dari 31 Desember 2020 sampai 2 Januari 2021.
Direktur AKPY-Stiper, Ir. Sri Gunawan, MP., menjelaskan kegiatan diikuti 247 mahasiswa tahun akademik 2020-2021. Kegiatan lanjutan Bintalfisdis berisi rangkaian latihan Kepemimpinan, Survival, Halang Rintang, Caraka Malam (Jurit Malam) hingga Bela Negara. Peserta dalam mengikuti kegiatan dibagi menjadi dua kelompok.
“Sebagai calon Mandor Kebun, mahasiswa diwajibkan mengikuti rangkaian kegiatan Bintalfisdis,” ucapnya.
Sebelumnya, mahasiswa AKPY-Stiper program Diploma I Beasiswa Badan Pengelola Dana Pekebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sudah mengikuti kegiatan Bintalfisdis dan Kenal Kebun yang dijalankan selama dua pekan di Kebun Pendidikan dan Pelatihan (KP2) di Ungaran, Semarang.
Selanjutnya, Sri Gunawan menambahkan kegiatan lanjutan Bintalfidis dititikberatkan pada pelatihan kepemimpinan, survival, halang rintang dan Bela Negara. Sebagai calon mandor kebun, nantinya akan memenej pekerja di kebun. Sehingga penting untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan.
“Melalui kegiatan lanjutan Bintalfidis diharapkan mahasiswa menjadi bekal yang mumpuni baik dari kemampuan akademik dan kemampuan non akademik,” lanjutnya.
Seperti diketahui, pelatihan kepemimpinan yaitu training untuk meningkatkan kemampuan yang ada di dalam diri seseorang atau pemimpin untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja secara sinergis dalam suatu hubungan tugas demi mencapai tujuan yang diinginkan. Proses kepemimpinan bersifat dinamis dan menyakut karakter manusia yang unik satu sama lainnya.
Ada hubungan yang sangat jelas antara kepemimpinan dan kemampuan dalam membangun tim yang solid. Kedua keahlian tersebut harus ada untuk mencapai tujuan atau target bersama.
Calon mandor kebun harus memiliki bekal kepemimpinan dan kemampuan dalam membangun tim yang solid, karena mengatur pekerja dengan berbagai karakter. Ketika sudah terjun di dunia kerja khususnya di sektor perkebunan, seorang mandor membawahi pekerja dengan berbagai bagian mulai dari pekerja yang mempersiapkan lahan, tanam bibit, perawatan hingga proses pemanenan sawit.
“Pada sesi pelatihan kepemimpinan, mahasiswa diajari menyelesaikan tugas selama 10 menit. Menariknya, tugas yang diberikan dianalogikan dengan makan dengan waktu 10 menit. Apabila mahasiswa bisa selesai makan sebelum waktu yang ditentukan maka tanggung jawab diselesaikan dengan baik,” kata Sri Gunawan.
Selain itu, lanjut Sri Gunawan, kegiatan survival dan halang rintang juga tak kalah penting untuk diberikan pada mahasiswa yang nantinya menjadi mandor kebun. Agar mahasiswa berlatih bagaimana bisa bertahan di kebun dengan segala “keterbatasan” logistik dan berbagai halangan dapat diatasi dengan tujuan atau target.
“Pada sesi kegiatan survival, salah satunya mahasiswa diajari untuk menangkap ular dan diberitahu agar bisa membeda ular yang berbisa dan tidak. Sementara, pada sesi halang rintang mahasiswa dilatih untuk berjalan di tali di atas air,” pungkasnya.