JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berencana menghentikan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya memicu aksi penurunan harga TBS sawit di pabrik. Di sejumlah grup WhatsApp sawit, beredar informasi pabrik sawit telah mengumumkan pengurangan harga beli TBS petani antara Rp 900-Rp 1.700 per kilogram.
“Dari data anggota APKASINDO se-Indonesia, secara umum penurunan Harga TBS berkisar 35 persen sampai 45 persen” ujar Dr. Gulat ME Manurung, MP, CIMA, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), melalui sambungan telepon Minggu malam (24 April 2022).
Gulat menegaskan sangat beresiko jika gejolak harga TBS ini tidak segera direndam. Sekarang, semua pihak berpacu dengan jam, bukan hari lagi.
“16 juta orang yang bergantung hidupnya dari sawit termasuk pekerja kebun swadaya sangat bergantung kepada harga TBS dan ekonomi sawit. Bagi petani, gejolak harga TBS ini dampaknya bersifat harian, jadi langsung terasa”, tegas Gulat.
Hingga Minggu jam 11 malam, dijelaskan Gulat, rerata harga TBS di Riau Rp.2.200/kg, Sumatera Utara Rp.2.300/Kg, Jambi Rp.2.050/Kg, Kalimantan Barat Rp.1.950/Kg, Kalimantan Tengah Rp.2.250/Kg, Sulawesi Tengah Rp.1.650/Kg, dan Sumatera Barat Rp.2.080/Kg.
Di Lampung, Abdul Simanjuntak, Ketua DPW APKASINDO Lampung, mengeluhkan pabrik sawit telah tutup karena tidak berani membeli TBS petani.
Dari Jambi, adapula pabrik sawit yang membatasi pembelian TBS petani. Kasriwandi, Ketua DPW APKASINDO Jambi, mengatakan harga TBS petani telah dipangkas Rp 1.000/Kg menjadi Rp 2.105/Kg per 25 April 2022. Padahal, sehari sebelumnya TBS petani masih dihargai Rp 3.005/Kg.
Gus Harahap, Ketua Harian DPP APKASINDO, meminta anggota aktif mengumpulkan data penurunan harga TBS dari pabrik sawit. Data ini sangat berguna untuk mengetahui apakah penawaran CPO perusahaan masuk akal atau tidak. Kalau tidak wajar, pemerintah didesak untuk memberikan sanksi lebih keras terhadap perusahaan yang sudah semen-mena.
“Ini bukan pemerintah yang salah tapi pengusaha sudah sangat keterlaluan mengangkangi regukasi sehingga tidak takut sanksi,” tegasnya.