JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Astra Agro Lestari Tbk mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2016. Harga rata-rata CPO (minyak sawit mentah) dunia naik dari USD 622 per ton pada tahun 2015 menjadi USD 700 per ton. Kenaikan harga CPO ini lebih dipengaruhi oleh berkurangnya suplai tandan buah segar (TBS) sebagai dampak musim kemarau panjang pada tahun 2015.
Sejalan dengan kondisi tersebut diatas, produksi TBS Perseroan dari perkebunan inti dan plasma turun sebesar 13% dari 5,6 juta ton pada tahun 2015 menjadi 4,9 juta ton pada tahun 2016. Selain produksi TBS, pada periode yang sama, produksi CPO Perseroan juga turun 10,5% dari 1,74 juta ton menjadi 1,55 juta ton. Pada periode yang sama, harga jual rata-rata CPO Perseroan mengalami kenaikan sebesar 11,4% dari Rp 6.971 per kilogram pada tahun 2015 menjadi Rp 7.768 per kilogram.
“Faktor kenaikan harga jual rata-rata CPO ini memberikan kontribusi pada kenaikan Pendapatan Bersih Perseroan yang naik sebesar 8,1% dari Rp 13,06 triliun tahun 2015 menjadi Rp 14,12 triliun” kata Tofan Mahdi Head Corporate Communication PT Astra Agro Lestari Tbk, dalam RUPST, di Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Sepanjang tahun 2016, Perseroan juga mencatat penurunan atas biaya operasional dan keuntungan dari selisih kurs akibat apresiasi mata uang Rupiah terhadap USD. Sebagai akibat dari faktor-faktor diatas, laba bersih Perseroan tahun 2016 naik secara signifikan sebesar 224% dari Rp 619,1 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp 2,01 triliun.
Tahun 2016, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Right Issue) dengan perolehan dana sebesar Rp 4 triliun. Dana tersebut ini digunakan untuk pelunasan pinjaman bank Perusahaan.
Manajemen Perseroan optimistis sektor perkebunan kelapa sawit tetap prospektif. Selain sektor perkebunan kelapa sawit, Perseroan juga mengembangkan usaha hilir sawit, integrasi sawit sapi, serta pembangunan pabrik percampuran (blending plant) pupuk NPK.