JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Penyaluran biodiesel bersubsidi yang ditopang dana sawit sepanjang Januari sampai April 2016 bisa mencapai 748 ribu KL. Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit memperkirakan dana yang akan dikucurkan sebesar Rp 2,7 triliun.
Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit, mengatakan dana pungutan sawit masih sanggup menanggung program biodiesel bersubsidi. Subsidi yang dibayarkan mencapai Rp 5.500 per liter semenjak Maret kemarin.
Menurut Bayu, proses pendanaan mulai dikaji keberlanjutannya karena kondisi harga menunjukkan tren meningkat untuk CPO. Sedangkan, harga minyak dunia relatif rendah sehingga selisih harga solar dan biodiesel teus meningkat.
BPDP mencatat memasuki periode April ini disparitas harga naik 2 kali lipat daripada Agustus tahun lalu ketika kebijakan CPO Fund pertama kali dijalankan.
Sampai triwulan pertama, BPDP telah mengumpulkan pungutan sawit sebesar Rp 2,8 Triliun. Pungutan ini berasal dari ekspor produk sawit sebanyak 7,42 juta ton selama kuartal I-2016. Sebanyak 87,2% atau 6,47 juta ton di antaranya merupakan produk olahan crude palm oil (CPO), sisanya bahan mentah.
BPDP punya sisa dana pungutan yang belum terpakai tahun lalu sebesar Rp 6,5 triliun. “Kami punya cadangan dana yang masih mencukupi pembiayaan,” ujar Bayu dalam jumpa pers “Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Penyediaan BBN Jenis Biodiesel Antara BPDP dan Badan Usaha”, di Graha Mandiri, Selasa (3/5).
Penyaluran biodiesel tahun ini lewat dana pungutan sawit diproyeksikan 2,7 juta KL sesuai realisasi yang telah berjalan dan alokasi volume hasil penunjukan langsung. Saat ini, kapasitas terpasang Badan Usaha BBN yang aktif sebesar 9,1 juta KL dan akan ada penambahan pabrik baru 1,1 juta KL dalam proses perizinan. (Qayuum)