PT Binasawit Makmur menjaga mutu varietas DxP Sriwijaya untuk memberikan hasil terbaik kepada customer. Di saat harga CPO lemah, perusahaan tetap memperkuat riset dan sumber daya manusia untuk menjaga mutu benih.
PT Binasawit Makmur, anak usaha PT Sampoerna Agro Tbk, sudah dikenal sebagai pemain utama benih sawit di Indonesia. Ada 12 varietas benih DxP Sriwijaya yang menjadi andalan untuk dipasarkan kepada industri sawit. “Industri benih yang baik dan benar sudah barang tentu mengedepankan jaminan mutu benih, baik mutu genetis, fisiologis, maupun fisik,” ujar Dr. Dwi Asmono, Direktur PT Sampoerna Agro Tbk.
Dwi Asmono menjelaskan bahwa mutu benih sawit DxP Sriwijaya telah mengikuti SNI 8211:2015 mengenai benih kelapa sawit yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional. Standar ini menetapkan persyaratan mutu benih kelapa sawit meliputi persyaratan mutu produksi benih, persyaratan mutu kecambah, persyaratan teknis pengemasan, persyaratan pertumbuhan benih kelapa sawit, dan layanan purna jual.
“Dalam implementasinya, PT Binasawit Makmur (BSM) sebagai anak usaha Sampoerna Agro telah memproduksi DxP Sriwijaya. Varietas ini mendapatkan pengakuan Integrated Management System untuk mutu dan lingkungan yaitu ISO 9001:2015 dan 14001:2015, sejak tahun 2006,” tambah Dwi, yang juga penanggung jawab Sustainability.
Perusahaan menjaga mutu benih sesuai standar nasional dan internasional yang mengedepankan quality assurance. Zulhermana Sembiring, Head of Breeding & Seed Production PT Sampoerna Agro Tbk, mengungkapkan tradisi ini telah diterapkan sejak BSM menyiapkan pelepasan varietas DxP Sriwijaya tahun 2004. Tercatat, ada 16 titik di Seed Garden sebagai penentu mutu benih yang mengedepankan quality assurance. Titik kritikal tersebut tersebar di sepuluh inti proses, yaitu inspeksi polyester bag; sensus bunga; inspeksi isolasi; inspeksi polinasi; inspeksi bag remove, labelling, dan netting; inspeksi panen tandan polinasi; inspeksi penerimaan tandan polinasi; inspeksi seleksi, dan hitung ulang biji; uji viabilitas embyo dan inspeksi keberadaan jamur; serta inspeksi pengiriman benih ke Seed Processing Unit untuk dikecambahkan.
Zulhermana menambahkan strategi menjaga mutu benih dilakukan BSM melalui upaya mengkombinasikan peran sumber daya manusia dari aspek quality assurance yang terlatih dan mumpuni dengan implementasi observasi genetik, visual, ketelusuran dokumen, dan bahkan dari sejak dini menerapkan screening DNA pada saat tandan benih dipanen. “Jadi, sebelum benih diproses untuk dikecambahkan, kami pastikan kemurnian mutu genetik persilangannya,” tegas Zulhermana.
Tim R&D Sampoerna Agro memberikan dukungan penuh untuk menjaga mutu benih. Sejak 2011, PT Bina Sawit Makmur menggandeng Neiker Tecnalia (Spanyol) untuk menghasilkan berbagai marka molekuler penanda karakter tertentu yang bermanfaat untuk dieksploitasi contohnya karakter produksi. Salah satu marka DNA tersebut adalah penanda ketebalan cangkang, yang dipublikasikan oleh tim riset Sampoerna Agro di jurnal ilmiah internasional bergengsi Euphytica tahun 2015.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 96)