Dengan jaringan distribusi di seluruh Indonesia, safety equipment KRISBOW lebih mudah diakses pelaku sawit. Harga kompetitif membantu konsumen untuk mendapatkan produk yang telah bersertifikasi ini.
Alat pelindung diri bagi pekerja yang berstandar tinggi identik berharga mahal. Setidaknya, faktor inilah yang membuat pelaku usaha perkebunan berpikir dua kali untuk memenuhi aspek keamanan dan keselamatan kerja di kebun maupun pabrik sawit. Teddy Wijaya, Product Manager KRISBOW, menjelaskan produk keselamatan dan pelindung kerja KRISBOW ditujukan kepada konsumen dengan budget terbatas tetapi ingin standar bagus.
“Safety equipment merupakan sebuah bentuk investasi yang mengeluarkan biaya cukup tinggi. Untuk perusahaan kelapa sawit yang memiliki 2.500 pekerja di kebun, dapat dibayangkan berapa dana harus dikeluarkan untuk keselamatan kerja ,” kata Teddy kepada SAWIT INDONESIA.
Menurutnya, Kawan Lama Grup –sebagai pemilik merek KRISBOW di Indonesia–juga menyediakan produk branded/bermerk lainnya sesuai permintaan customer. Jika customer menginginkan produk dengan harga terjangkau sales kami bisa menawarkan produk KRISBOW yang dilengkapi dengan sertifikat namun pas dikantong orang asia. Itu sebabnya, ujar Teddy, beberapa perusahaan perkebunan sawit senang bekerjasama dengan Kawan Lama Grup karena membantu mereka dalam meminimalkan pengeluaran biaya atau cost reduction.
“Pembelian produk keselamatan kerja bukan seperti membeli barang bermotor, karena lebih melihat fungsi. Bukan kepada merek barangnya. Meski demikian, harga yang ditawarkan KRISBOW sangat kompetitif tanpa mengabaikan kualitas,” papar Teddy.
Sebagai merek ternama, KRISBOW memiliki berbagai macam produk keselamatan kerja mulai dari kepala sampai kaki. Untuk pekerjaan di kebun, perlindungan paling utama adalah kepala yang rentan tertimpa janjang buah kelapa sawit. Dengan berat janjang buah sawit mencapai lebih dari 25 kilogram, maka perlindungan terhadap kepala sangatlah dibutuhkan. Teddy Wijaya menjelaskan KRISBOW memiliki dua produk helm yang dapat dipakai di perkebunan dan pabrik. Perbedaan kedua helm ini berasal dari bahan materialnya tetapi sama-sama berkualitas CE dan ANSI. Bahan material helm ini adalah High Density Polyethylene (HDPE ) dan Polyethylene.
Perusahaan perkebunan kelapa sawit lebih memilih helm yang beratnya ringan tetapi lapisannya lebih tebal. Teddy menjelaskan helm yang dipilih tersebut tahan dari tumbukan atas karena ingin terhindar kejatuhan buah. Adapula helm yang tahan tumbukan dari berbagai sisi mulai atas dan samping, biasanya helm ini digunakan pekerja di pabrik sawit. “Tapi kalau pekerja kebun, helm tahan dari tumbukan atas itu sudah cukup,” ujarnya.
Dengan material yang bagus, masa simpan helm KRISBOW dapat mencapai usia lima tahun. Tentu saja berbeda dengan helm plastik biasa yang terbuat dari bahan polypropylene yang kekuatannya sampai enam bulan saja.
Tak hanya kepala, anggota tubuh lain seperti wajah dan mata harus terlindungi dari bahaya serbuk kayu maupun getah pohon. Untuk itu, pemakaian helm dapat dilengkapi dengan faceshield dan goggles. Bagi pekerja, mata merupakan organ tubuh yang vital dalam kegiatan panen karena harus memastikan buah terpotong dengan tepat. Teddy Wijaya menyebutkan mata harus terhindari dari getah pohon atau tajamnya pisau potong sewaktu mengegrek buah. Umumnya, pekerja memakai kacamata biasa sebagai alat proteksi. Padahal, getah tersebut masih berpotensi masuk ke mata.
Dibandingkan kacamata, goggles lebih aman menjaga mata pekerja. Sebab, kata Teddy, goggle lebih rapat dan ketat untuk menjaga mata. Untuk pekerjaan di kebun, KRISBOW memiliki kacamata tipe KW10-799 yang mempunyai frame polycarbonate. Kacamata ini melindungi mata dari berbagai sisi dan cocok sekali dalam penggunaannya. Tak hanya itu, mata pun aman dari pancaran sinar ultraviolet (UV).
Teddy mengatakan produk goggles KRISBOW terbagi atas dua standar yaitu Amerika dan Eropa. Goggles berstandar Amerika berkecepatan anti kabut yang nyaman digunakan. Pasalnya, kalau kaca googles terkena keringat pekerja tidak akan mengganggu pandangan karena anti kabut tadi.
Supaya wajah tidak terkena serbuk kayu yang jatuh ke bawah, pemakaian faceshield sangatlah dianjurkan sebagai alat pelindung. Teddy mengatakan faceshield ini dapat diintegrasikan dengan helm dan spectacle ketika kegiatan panen. Sehingga, pekerja benar-benar aman dari bahaya maupun insiden dalam bekerja. Di segmen industri sawit, faceshield baru populer digunakan semenjak 2012.
Pengujian produk faceshield KRISBOW telah dijalankan di laboratorium.Dengan bahan polycarbonate, produknya aman dari goresan sisa kayu sehingga tidak akan melukai wajah. Teddy menceritakan faceshield diuji dengan cara menembakkan peluru berkecepatan tinggi dan rendah. Hasilnya, peluru menempel di faceshield tersebut.
Dalam kegiatan panen, kalangan pekerja kebun seringkali lupa dengan keamanan pinggangnya. Padahal anggota ini memerlukan pula perlindungan supaya terhindar dari cedera. Kalau terjadi cedera pinggang, biasanya pekerja tidak hadir di hari berikutnya yang dapat mengganggu kegiatan panen. Supaya lebih aman, pinggang dapat memakai back support. Teddy memaparkan back support KRISBOW ini mirip stagen yang menjaga keseimbangan tubuh sewaktu mengangkat benda. Back support ini mempunyai besi sebagai penjaga pinggang dan disesuaikan lingkar perut dan terbuat dari bahan spandex sehingga nyaman digunakan. Pelindung pinggang ini memiliki ukuran S,M, L, dan XL. Semenjak 2011, back support populer digunakan di industri sawit.
Produk alat pelindung lain disediakan pula untuk tangan dan kaki. KRISBOW memiliki produk sepatu safety yang bahan bakunya 90% dari Polyuretane. Teddy menjelaskan bahan ini empuk dan nyaman di kaki terutama dalam bekerja. Dari aspek lingkungan, polyuretane lebih mudah terurai ketimbang sepatu yang sol bagian bawahnya dari karet. “Kalau karet itu sulit didaur ulang tetapi bahan sepatu kami didesain untuk dapat daur ulang sendiri,” katanya.
Sedangkan produk sarung tangan, pelaku usaha tidak akan bingung memilih produk yang sesuai kebutuhan. KRISBOW memiliki sarung tangan jenis welding glove, mechanical glove, chemical glove dan cotton glove. Di kegiatan panen,kata Teddy, terdapat produk sarung tangan katun yang dicoating dengan rubber, sehingga tidak akan licin di tangan.
STOK KUAT
Saat ini, KRISBOW telah hadir seluruh kota besar maupun kabupaten di indonesia dengan nama Toko Perkakas Krisbow. Jumlah toko yang dimilikinya mencapai 64 unit, tersebar dari Aceh sampai Jayapura. Teddy Wijaya mengatakan perusahaan ingin menjaga stok sebaik mungkin supaya memudahkan konsumen untuk membeli produknya. Selain itu beberapa perusahaan bisa menghemat ongkos kirim karena pengiriman bisa dilakukan dari toko yang terdekat dari site
Langkah ini diambil karena beberapa perusahaan belum memiliki kebijakan buffer stock. Seringkali konsumen mengajukan permintaan dalam jumlah besar untuk persiapan sebelum kegiatan audit dari pemerintah dan lembaga auditor. “Jadi, kalau ada permintaan mendadak toko kami di daerah siap membantu konsumen. Tidak lagi bergantung kepada kantor pusat di Jakarta,” ujarnya.
Teddy menyebutkan kami sudah mengantisipasi arah lokasi bisnis konsumen kami. Sebagai contoh, banyak perusahaan perkebunan sawit yang menjadi user KRISBOW berencana mengembangkan lahan di daerah Sulawesi, sehingga kita berani membangun beberapa toko di wilayah Sulawesi. Untuk industri kelapa sawit, perusahaan masih fokus ke wilayah Sumatera dengan pertimbangan lebih luas perkebunan sawitnya dari daerah lain.
Penguatan stok barang diterapkan pula lewat pembangunan gudang baru. Saat ini, KRISBOW mempunyai tiga gudang yaitu Jakarta, Surabaya, dan Medan. Teddy mengatakan tahun ini akan ada peresmian gudang baru di Tanjung Morawa (Medan).
Seiring dengan perkembangan teknologi, KRISBOW dilengkapi pula dengan toko online. Kehadiran toko online ini akan membantu setiap permintaan yang sifatnya mendesak dan bisa diakses di www.krisbow.com. Untuk membantu proses komunikasi dengan konsumen, seperti pertanyaan, tips dan perawatan produk konsumen bisa mendaftar via facebook (krisbow2012@gmail.com), twitter (@krisbowshop) dan instagram (krisbow indonesia). Kendati harga CPO sedang lesu, Teddy Wijaya optimistis permintaan alat pelindung diri tetap tumbuh yang mengikuti trend praktek budidaya sawit yang bertanggungjawab dan berkelanjutan. (Qayuum Amri)