JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyelesaikan laporan supervisi mengenai tata kelola dana pungutan sawit (CPO Fund). Dalam laporan ini penggunaan dana pungutan untuk subsidi biodiesel menjadi sorotan.
Pahala Nainggolan, Deputi Pencegahan KPK, mengatakan KPK sedang menganalisa porsi penggunaan dana pungutan yang justru lebih besar untuk subsidi biodiesel. Padahal seharusnya untuk pengembangan sektor sawit.
“Jadi sedang kita cari tahu siapa yg menetapkan porsinya dan apa alasannya,”kata Pahala dalam pesan singkatnya kepada sawitindonesia.com.
Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama. BPDP-Kelapa Sawit mengatakan belum tahu perihal laporan KPK mengenai dana pungutan.
Laporan supervisi dana pungutan sawit dibuat hampir empat bulan lamanya.Pahala mengatakan laporan tersebut memang belum dirilis. ” Sebentar lagi aku kasih laporannya sesudah aku paparkan ke pimpinan,” jelasnya.
Dari data yang dihimpun SAWIT INDONESIA bahwa subsidi biodiesel sebesar Rp 2,05 triliun dalam rentang waktu kurang dari satu semester tahun ini. Per bulan, rata-rata biodiesel yang disubsidi berjumlah 200 rb KL
Hingga tengah tahun ini dana sawit yang telah terkumpul mencapai Rp 5,6 triliun. Sedangkan untuk target sepanjang tahun ini, BPDP Sawit menargetkan sebesar Rp 11 triliun.
Penggunaan dana pungutan untuk subsidi biodiesel dibawah payung hukum Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Perpres Nomor 24/2016 juga merevisi penggunaan dana pungutan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit. Jika sebelumnya dana tersebut digunakan untuk kepentingan pemenuhan hasil Perkebunan Kelapa Sawit untuk kebutuhan pangan, hilirisasi industri Perkebunan Sawit, serta penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar biodiesel.
Dalam Perpres yang baru, dana tersebut untuk kepentingan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati jenis biodiesel, dimaksudkan untuk menutup selisih kurang antara harga indeks pasar bahan bakar minyak jenis minyak solar dengan harga indeks pasar bahan bakar nabati jenis biodiesel. (Qayuum)
Sumber foto: wikidpr