Dengan pengalaman selama setengah abad lebih, KPBN menunggu restu pemerintah untuk dijadikan Bursa CPO. Harga tendernya menjadi rujukan bagi harga bulanan TBS petani.
Rahmanto Amin Jatmiko Direktur PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) mengatakan bahwa KPBN sudah punya persyaratan sebuah bursa yang memungkinkan untuk secara resmi dijadikan sebagai bursa CPO indonesia dalam waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan bursa yang lain atau membentuk bursa yang baru.
Namun untuk membangun bursa CPO, pihaknya membutuhkan dukungan pemerintah Indonesia. “Kita ingin membangn bursa dari KPBN yang sudah ada dan kita butuh political will pemerintah,” ujar Rahmanto Seminar Hybrid Majalah Sawit Indonesia bertemakan Strategi Indonesia Menjadi Harga CPO Dunia yang diadakan di Jakarta.
Rahmanto mengungkapkan, adanya bursa akan menciptakan sistem perdagangan yang fair, efisien, meningkatkan nilai tambah dan berkelanjutan. “Bursa yang baik itu akan terjadi price discovery atau pembentukan harga,” tambah dia.
Kemudian harganya dipakai dan digunakan untuk sebagai sarana lindung nilai (hedging). “Ini yang penting dibutuhkan adalah sebuah kredibilitas dan kredibilitas itu perlu dibangun bukan diberikan,” kata dia.
Dia berkeinginan ke depan Indonesia membangun sebuah bursa sawit yang bisa menjadi harga referensi atau price refences. Kemudian terjadi pebentukan harga secara terpecaya, transparan dan dapat ditelusuri (traceability).
Malaysia memiliki tata niaga sawit yang didorong terutama dari Bursa Malaysia Derivative. “Disitu ada proses jual beli tapi mekanisme pembayaran dan pengiriman itu dikelola oleh Bursa Malaysia Derivative. Saat ini sudah berjalan dengan baik, sehingga setiap hari ada pembentukan harga,” ungkap Rahmanto.
Sedangkan dalam pembentukan harga (price discovery) terjadi saat ada penjual menawarkan harga dan itu dibeli. “Disana ada formula harga, kalau orang tidak mau beli maka tidak terjadi pembentukan harga,” ujar Rahmanto.
Malaysia juga mempunyai Bursa Delivery, fasilitas storage yang transaksinya bisa dilakukan secara fisik maupun future.”Kita ambil pelajaran Bursa Malaysia itu bukan dibangun dalam semalam, dimulai tahun 1980 berupa Kuala Lumpur Commodity Exchange, kemudian berevolusi dan ada dukungan dari pemerintah,” jelas dia.
Alhasil saat ini terbentuklah Bursa Malaysia (MDEX). MDEX juga melakukan beberapa evolusi dari tahun tahun 1980 dan tahun 2001. “Evolusi terakhir tahun 2019 dalam hal kepemilikan dan itu juga diatur oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan Malaysia,” tutur Rahmanto.
Bursa Malaysia kini sudah menjadi price discovery karena terjadi pembentukan harga pada setiap saat. Kemudian price refences, meskipun kata dia, itu sebenarnya terserah mau dipakai refensi atau tidak, itu pilihan semua orang.
“Apabila sebuah mekanisme itu sudah terpercaya, semua orang itu akan ikut dengan sendirinya. Dan itu yang harus KPBN bangun kredibilitas menjadi price refences,” kata dia.
Rahmanto menambahkan, Bursa Malaysia mempunyai harga hedging, memiliki transaksi dalam tiap hari dan juga didukung oleh transaksi fisik.
Selan itu, kata dia, salah satu yang mendukung kredibilitas MDEX, adanya harga fisik yang selalu terhubung dengan denga Bursa Malaysia Derivative.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 137)