JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menerangkan ekspor produk minyak sawit pada Oktober 2020 mencapai 3,028 juta ton naik 9,5% dibandingkan bulan sebelumnya. Secara nilai ekspor, ada pertumbuhan 10,7% menjadi US$2,073 milyar pada Oktober 2020 daripada US$1,872 milyar pada September.
Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono menjelaskan kenaikan tinggi terjadi pada produk olahan minyak sawit menjadi 1,956 juta ton dari 1,766 juta ton pada September (+10,7%) dan produk oleokimia menjadi 408 ribu ton dari 313 ribu ton pada bulan September (+30,3%).
“Secara Year on Year (YoY) sampai dengan Oktober, volume ekspor 2020 masih lebih rendah (-10,8%) dari 2019, tetapi secara nilai lebih tinggi (14,8%) yang disebabkan harga rata-rata bulanan sampai dengan Oktober pada tahun 2020 mencapai 676 USD/ton dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai 535 dolar per ton (CIF Rotterdam),” jelas Mukti dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.
Masih dari data GAPKI, berdasarkan negara tujuan kenaikan ekspor tertinggi terjadi untuk tujuan India yang naik dari 351,95 ribu ton pada bulan September menjadi 481,69 ribu ton pada bulan Oktober (+36,86%) diikuti dengan ke USA yang naik 44,31 ribu ton menjadi 150,63 ribu ton (41,68%). Ekspor ke EU naik 38,09 ribu ton (+10,57%), ke Pakistan naik 33,68 ribu ton (+19,35%), ke Timur Tengah naik 22,91 ribu ton (+14,53) sedangkan ekspor ke China hanya naik 4,02 ribu ton (+0,62%) dan ke Bangladesh hanya turun 1,13 ribu ton (-1,31%) sedangkan ekspor ke Afrika turun dengan 51,17 ribu ton (-17,95%).
Selanjutnya, Mukti menambahkan produksi pada Oktober mencapai 4,768 juta ton yang lebih tinggi (0,9%) dari produksi September. “Secara Year on Year (YoY) sampai dengan Oktober, produksi 2020 lebih rendah (-2,3%) dari 2019. Walaupun masih negatif, defisit Year on Year sampai dengan Oktober menunjukkan perbaikan yang konsisten,” lanjutnya.
Sementara itu, konsumsi dalam negeri juga mengalami kenaikan. Secara total mencapai 1,476 juta ton naik 2% dari konsumsi bulan September. Kenaikan pada konsumsi untuk industri pangan sebesar 3,7% menjadi 692 ribu ton. Konsumsi pangan yang pada Oktober mencapai 667 ribu ton secara konsisten naik sejak bulan Juni, meskipun belum sama dengan sebelum pandemi covid yang pada Februari 2020 mencapai 786 ribu ton. Konsumsi oleokimia mencapai 181 ribu ton, 22,5% lebih tinggi dari bulan September.
“Tetapi untuk konsumsi biodiesel pada Oktober 599 ribu ton lebih rendah (-4,9%) dari bulan September yang mungkin disebabkan turunnya mobilitas penduduk sebagai dampak Pandemi Covid 19 belum pulih,” tambah Mukti.
Selain konsumsi minyak sawit dalam negeri secara umum mengalami peningkatan, tren ekspor juga terus meningkat. “Hal ini akan meningkatkan peran industri minyak sawit dalam perkonomian negara dan pendapatan pekebun,” tutup Mukti.