Pengembangan industri hilir sawit memberikan nilai tambah dan peluang bagi peningkatan kontribusi ekonomi. Itu sebabnya, perlu penguatan dan harmonisasi dengan pemegang kebijakan di tanah air.
Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) berinisiatif menggelar Konferensi Pengembangan Industri Minyak Sawit 2013 atau Palm Oil Industry Development Conference (POIDEC 2013) yang bertemakan “Lompatan Daya Saing Melalui Hilirisasi Kebijakan dan Pemutakhiran Teknologi”. Rencananya, konferensi diadakan pada 16-17 Oktober 2013 yang bertempat di Hotel Gran Melia, Jakarta.
Prof Tien R Muchtadi, Ketua Panitia POIDEC 2013, mengatakan tujuan dari acara untuk menginformasikan industri sawit ini tidak bersifat negatif sebagaimana yang dikampanyekan oleh kebanyakan LSM. Tetapi, kelapa sawit ini sudah membuktikan dapat berkontribusi positif kepada negara ini.
Dengan latar belakang Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, konferensi ini juga bertujuan untuk mengembangkan beragam produk hilir yang berasal dari sawit sehingga akan bermanfaat juga pada perekonomian negara. Tien R Muchtadi menambahkan sekarang produk yang dihasilkan sawit bukan hanya minyak goreng melainkan bidang farmasi, obat-obatan, kosmetik, serta banyaknya penelitian terkini yang berguna bagi proses hilirisasi sawit.
“Oleh karena itu dalam acara ini juga banyak mengundang para pemegang kebijakan seperti Menristek, Menko Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, hingga Wamendikbud,” ujar Tien.
Kehadiran pemangku kebijakan ini diharapkan mampu mendukung upaya hilirisasi sawit secara maksimal mulai dari riset dan teknologi, penjualan hasil produk hingga SDM yang mampu berkompeten dalam bidang sawit.
Konferensi sawit yang pertama kali diselenggarakan Dewan Minyak Sawit Indonesia ini diharapkan akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia. Selain itu, keynote speaker antara lain Menteri Perindustrian RI, Menteri Riset dan Teknologi RI, Menteri Pertanian RI, dan Kamara Logosina/Abdoulaye Barete (AIPH). Pembicara dari konferensi ini antara lain Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dirjen Urusan Eropa-Amerika, Kementerian Luar Negeri, DMSI, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI, Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Dirjen PEN Kementerian Perdagangan RI, MAKSI, KADIN, dan PT Smart Tbk.
Salah satu usulan yang akan dimunculkan dalam acara ini adalah perlu dibuat Center of Excellent kelapa sawit. Center of Excellent dapat berfungsi sebagai lembaga penelitian dan riset kelapa sawit dari proses awal penelitian hingga sampai prospek pasar yang akan dituju. “Sebenarnya lembaga penelitian banyak di Indonesia hanya mereka berjalan sendiri-sendiri, sedangkan beberapa pelaku usaha juga sudah mempunyai lembaga riset sendiri. Center of Excellent ini dapat bertugas untuk menyatukan semua lembaga itu,” lanjut Tien Muchtadi.
Ditambahkan Guru Besar IPB ini, pada intinya konferensi ini ingin memberi pencerahan untuk masyarakat dan untuk pemerintah dan perusahaan dalam mendorong upaya hilirisasi sawit secara maksimal agar mampu menggerakkan perekonomian nasional. (Anggar Septiadi)