Jakarta, SAWIT Indonesia – Keberlanjutan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia sudah menjadi komitmen pada stakeholder. Bahkan, keberlanjutan yang sudah menjadi bagian dari proses dalam pengelolaan kebun terus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kelapa sawit.
Di antaranya, PT Inti Indosawit Subur, anak Perusahaan Asian Agri berkomitmen untuk mengembangkan sektor minyak sawit berkelanjutan. Saat ini semua perkebunannya yang berada di Provinsi Sumatera Utara, Raiu, dan Jambi serta skema perkebunan rakyatnya telah disertifikasi RSPO.
Bahkan, pada tahun 2020, Asian Agri bersama dengan pengolah minyak kelapa sawit, APICAL dan perusahaan kimia dan kosmetik Jepang, KAO, meluncurkan program Smallholder Inclusion for Better Livehood & Empowerment (SMILE) untuk membantu petani kecil swadaya dalam meningkatkan hasil panen dan mata pencaharian mereka.
Sustainability Officer Asian Agri, Doris Sukanto mengatakan petani saat ini jumlahnya kurang dari 20% dari total petani swadaya yang tersertifikasi. “SMILE adalah kolaborasi multi pemangku kepentingan yang dirancang untuk mengangkat petani sawit mandiri di Indonesia. dan mengamankan rantai pasok miyak sawit berkelanjutan, melalui sertifikasi,” ujarnya, saat menjadi salah satu pembicara Diskusi Sawit Berkelanjutan, di Jakarta, pada Kamis (9 Oktober 2023).
“Dengan memanfaatkan pengalaman luas Asian Agri dalam kemitraan petani kecil, kami berharap dapat mendukung petani kecil mandiri yang menghadapi tantangan seperti kurangnya pengetahuan agronomi dan kurangnya akses terhadap pasar yang lebih besar. Hal ini juga merupakan bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk membantu 5.000 petani swadaya mencapai Sertifikasi RSPO pada tahun 2030,” tambah Doris.
Komitmen dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit juga ditunjukkan oleh PT Bio Inti Agrindo (PT BIA) yang perkebunan dan wilayah petani plasmanya telah tersertifikasi RSPO.Adalah contoh bagaimana operator kelapa sawit di Indonesia memprioritaskan pengembangan prosedur remediasi dan kompensasi untuk meningkatkan standar keberlanjutan dalam sektor ini.
“Sebagai salah satu perkebunan pertama di Papua yang mendapatkan serfifikasi RSPO. Pihaknya berkomitmen kuat berhadap program tanggung jawab lingkungan, konservasi dan pengembangan Masyarakat,” kata Manager ESG PT BIA, Kartika Dewi, dalam kesempatan dan forum diskusi yang sama.
Data dari RSPO juga menunjukkan, pada tahun 2022, areal sertifikasi berkelanjutan bertambah. Bertumbuh sebesar 4% dan terus bertumbuh 6% lagi sejak Januari – September 2023 angka ini mewakili lebih dari 2,5 juta ha lahan. Termasuk lahan perkebunan dan daerah sertifikasi petani kecil mandiri. Pada 2022, 25 pabrik baru juga telah disertifikasi sesuai dengan prinsip dan kriteria standar RSPO, dengan jumlah yang terus bertumbuh sebanyak 18 unit baru pada kuartal ketiga di tahun 2023.
Mahatma Windrawan Inantha, Deputi Direktur Transformasi Pasar RSPO Indonesia, menyampaikan bahwa anggotanya telah memainkan peran fundamental dalam terus mengarahkan skala menuju tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi dalam sektor minyak sawit Indonesia.
“Di Indonesia semua tanda-tanda menunjukkan adanya industri yang siap menerima standar kebelanjutan, yang merupakan industri kelapa sawit terbaik. Baik itu peningkatan sertifikasi di kalangan petani kecil dan pabrik atau peningkatan penyerapan lokal, remediasi. Bahkan konservasi kami melihat kemajuan yang menggembirakan dan hal ini bergantung pada kekuatan kolaborasi,” ucapnya.