JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India pada hari Sabtu (09/09) yang digelar di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India. Kedatangan Presiden Jokowi disambut oleh Perdana Menteri (PM) Narendra Modi. Kedua pemimpin negara pun tampak berfoto bersama sambil berjabat tangan dengan latar belakang roda yang menjadi ikon dari Konark Sun Temple yang merupakan bagian dari situs warisan dunia UNESCO.
Presiden Jokowi beserta para pemimpin negara G20 kemudian melanjutkan kegiatan menuju ruang pertemuan untuk melaksanakan pertemuan sesi pertama KTT G20 India yang mengangkat topik dengan tema “One Earth”. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi memaparkan sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi peningkatan suhu bumi yang diprediksi akan terus meningkat dalam lima tahun ke depan di hadapan para pemimpin negara G20 dalam pertemuan sesi pertama KTT G20 India.
“Bumi kita tengah sakit, pada bulan Juli lalu, suhu dunia capai titik tertinggi dan diprediksi akan terus naik dalam lima tahun ke depan, ini akan sulit ditahan, kecuali dunia menghadangnya secara masif dan radikal,” ucap Presiden Jokowi. Melihat hal tersebut, kepala negara menyampaikan bahwa percepatan transisi ekonomi rendah karbon menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan. Presiden menilai hingga saat ini pelaksanaan penurunan emisi masih sangat terbatas. Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa komitmen pendanaan negara maju masih sebatas retorika dan di atas kertas, baik itu pendanaan climate USD 100 miliar per tahun, maupun fasilitas pendanaan loss dan damage.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa saat ini negara-negara berkembang yang ingin mempercepat penurunan emisi membutuhkan bantuan dalam bidang teknologi dan investasi hijau untuk mempercepat penurunan emisi di dunia. Selain itu, Presiden juga menuturkan bahwa pendanaan dalam percepatan penurunan emisi juga dinilai penting. Kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta harus dilanjutkan karena dinilai dapat menjadi pembawa perubahan yang besar untuk menurunkan emisi.
Presiden Jokowi mengatakan tahun lalu di Bali, Indonesia telah menginisiasi G20 Bali Global Blended Finance Alliance, sehingga skema Just Energy Transition Partnership (JETP) ini harus diperluas dan diperbesar. Presiden menyebutkan bahwa dibutuhkan standar global seperti dalam hal pengelompokan kegiatan ekonomi dan bisnis untuk mencegah praktik greenwashing dan reformasi Bank Pembangunan Multilateral (MDB) harus merefleksikan representasi negara-negara anggotanya,” jelas Presiden.
Dalam pertemuan sesi pertama KTT G20 India tersebut, Presiden Jokowi mengajak para pemimpin negara G20 untuk melakukan aksi nyata dalam melindungi kelestarian bumi. “Kita semua harus walk the talk, because we only have one earth,” ajak Presiden.
Lebih lanjut, Presiden menyebut bahwa upaya bersama menjaga bumi tersebut melainkan karena bumi ini merupakan milik semua pihak dan juga tentunya milik generasi masa depan. Kepala Negara menuturkan bahwa Indonesia telah melakukan sejumlah aksi nyata untuk melindungi bumi antara lain melalui upaya menekan deforestasi hingga restorasi mangrove.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia pada tahun 2022, telah turunkan emisi 91,5 juta ton. Laju deforestasi ditekan hingga 104 ribu hektare. Hutan dan lahan direhabilitasi seluas 77 ribu hektare dan mangrove direstorasi seluas 34 ribu hektare.
Di hadapan para pemimpin negara G20, Presiden pun mengajak semua pihak untuk bertanggung jawab dan berkomitemen dalam menjaga kelestarian bumi.
Sumber: kemlu.go.id