Batam – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengakhiri rangkaian kegiatan bertajuk Berbakti untuk Negeri di Batam dengan tiga pelatihan pamungkas bagi masyarakat di Kota Batam, Kamis (15/12). Asman Abnur, Anggota Komisi VII DPR RI asal Batam menginisiasi pelatihan tersebut dengan menghadirkan instruktur periset BRIN dan peserta pelatihan tak kurang dari 500 orang masyarakat Batam.
Sebagai mitra kerja Komisi VII DPR RI di bidang energi, riset dan inovasi, serta industri, BRIN konsisten berkolaborasi selama tahun 2022 melalui para perisetnya dari berbagai pusat riset demi peningkatan kemampuan dan keahlian masyarakat khususnya di Batam, baik pelaku UMKM, petani, nelayan, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pemuda, dan masyarakat Batam pada umumnya dengan berbagai pelatihan yang bermanfaat.
Berlokasi di Kampus Batam Tourism Polytechnic (BTP) dan Institut Teknologi Batam (ITEBA), tiga pelatihan yang dihelat pada Kamis (15/12) lalu adalah Pelatihan Budidaya Tanaman Pangan Berbasis Organik, Pelatihan Teknologi Perbanyakan Benih Jahe Merah secara in vitro, dan Pelatihan Teknologi Olahan Sayur.
Pelatihan Budidaya Tanaman Pangan Berbasis Organik
Instruktur Pelatihan Budidaya Tanaman Pangan Berbasis Organik, Gagad Restu Pratiwi mengatakan, budidaya tanaman berbasis organik merupakan suatu sistem produksi yang mendukung kesehatan tanah, ekosistem, dan manusia serta disesuaikan dengan kondisi lokal, sehingga tidak menggunakan input yang merugikan. “Tanaman pangan yang banyak dibudidayakan dengan sistem organik adalah tanaman padi dengan produk akhirnya adalah beras organik. Beras organik telah banyak ditemui di pasaran, dengan harga yang bersaing,” terangnya.
Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN ini menjelaskan pelatihan yang diberikan merupakan salah satu jembatan untuk menyampaikan kepada masyarakat perihal pemahaman makna organik serta implementasi yang dapat dilakukan dalam skala rumah tangga. Peserta terdiri dari ibu rumah tangga, pelaku UMKM serta pelajar dan mahasiswa diharapkan mampu memahami mengenai pertanian organik, termasuk di dalamnya input nutrisi tanaman yang bisa dibuat sendiri dengan bahan yang sederhana.
“Salah satu input pupuk organik yang bisa diimplementasikan adalah MOL atau mikroorganisme lokal dengan memanfaatkan sampah rumah tangga ataupun bahan-bahan lokal lainnya yang mudah diperoleh. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan setiap peserta memahami pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dan manusia dengan melakukan sejumlah langkah sederhana. Selain nilai tambah dalam usaha budidaya tanaman pangan skala rumah tangga, juga bisa membantu program hijaukan bumi dengan “zero waste” yang dimulai dari lingkungan sekitarnya,” beber Gagad.
Pelatihan Teknologi Olahan Sayur
Di lokasi pelatihan yang berbeda, yakni Pelatihan Teknologi Olahan Sayur, Budi Raharjo, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Tepat Guna BRIN menuturkan bahwa sayuran merupakan bahan pangan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki kandungan air tinggi, beberapa diantara sayuran tersebut ada yang dapat dikonsumsi langsung tanpa dimasak.
“Sayuran merupakan sumber penting dari banyak nutrisi, termasuk didalamnya potasium, asam folat, serat makanan, vitamin A, vitamin E, vitamin C dan antara satu sayuran dengan sayuran lainnya tentu saja memiliki kandungan gizi atau nutrisi yang berbeda. Sayur-sayuran sampai saat ini dikatakan tidak ada produk olahannya yang telah mapan di Indonesia. Sayuran umumnya masih diperdagangkan dalam bentuk segar. Teknologi pengolahan yang telah diterapkan ialah fermentasi misal sayur asin dan pengeringan cabe kering, tongcai dll, yang sifatnya masih sangat terbatas,” rinci Budi.
Pada kesempatan pelatihan yang diampunya tersebut, Budi menyampaikan bagaimana mengolah sayur-sayuran menjadi produk olahan pangan yang bercita-rasa dan mempunyai umur simpan yang lebih lama, praktis dalam pengolahan dan mampu meningkatkan nilai tambah (10 kali lipat) dari produk segar menjadi produk sayur olahan.
Pelatihan Teknologi Perbanyakan Benih Jahe Merah secara in Vitro
Sedangkan Betalini Widhi Hapsari, instruktur Pelatihan Teknologi Perbanyakan Benih Jahe Merah secara in vitro, menerangkan bahwa teknologi perbanyakan tanaman dengan kultur in vitro merupakan metode untuk menumbuhkembangkan bagian tumbuhan, baik berupa sel, jaringan atau organ tanaman di atas medium secara aseptik dalam ruangan yang terkendali, sehingga tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan meregenerasi menjadi tanaman yang lengkap.
“Keunggulan dari teknologi ini adalah dapat menghasilkan bibit yang memiliki sifat yang sama dengan induknya, bebas hama, penyakit dan virus, produksi bibit tidak tergantung waktu dan musim, dapat menghasilkan bibit dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relati singkat, dan tidak memerlukan lahan yang luas. Beberapa tahapan yang diperlukan pada teknologi bibit secara in vitro yaitu pembuatan media, inisiasi (pemilihan bagian tanaman berkualitas yang akan diperbanyak), sterilisasi, multiplikasi (perbanyakan tanaman), pengakaran dan aklimatisasi (proses adaptasi tanaman terhadap lingkungan barunya),” papar Beta.
Beta yang merupakan Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Rekayasa Genetika BRIN, mengatakan pula bahwa jahe merah memiliki banyak manfaat yang tidak diragukan lagi khususnya untuk kesehatan dan memiliki kandungan minyak atsiri paling tinggi dibandingkan dengan jahe lainnya. Selain itu, syarat tumbuh tanaman ini tidak sulit dan mudah dibudidayakan, permintaannya yang tinggi baik dari dalam negeri maupun luar negeri dengan harga yang selalu baik menyebabkan budidaya tanaman ini menjadi sangat menjanjikan secara ekonomi untuk dikembangkan.
“Umumnya tanaman ini diperbanyak menggunakan rimpang, sehingga kebutuhan rimpang sebagai bahan konsumsi ataupun bibit terkadang menjadi permasalahan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan atau in vitro. Walaupun produksi bibit melalui teknik ini terkesan mahal, tetapi kebutuhan untuk produksi bibit baik alat maupun bahan yang digunakan dapat disederhanakan sesuai kebutuhan dan ketersediaan di tempat produksi, sehingga dapat dihasilkan bibit tanaman yang berkualitas tinggi dengan harga yang tidak mahal,” jelas Beta.
Kehadiran BRIN untuk Penguatan Ekosistem Riset dan Inovasi di Masyarakat
Sementara itu, Asman Abnur Anggota Komisi VII DPR RI dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada BRIN yang telah mendukung masyarakat Batam dengan keilmuan dan bermacam-macam topik pelatihan beserta instrukturnya yang kompeten di bidangnya. “Jika keahlian, keilmuan, dan marketing dijadikan satu ujungnya adalah menghasilkan uang,” ungkapnya.
“Total sudah hampir 3.000 orang yang dibina oleh BRIN di Batam, Kepulauan Riau ini. Tugas BRIN adalah mencetak orang-orang yang ahli di bidangnya. Luar biasa kolaborasi antara Komisi VII DPR RI dan BRIN yang dijalin selama ini. Jangan menyia-nyiakan kesempatan hari ini dari instruktur BRIN,” ungkap Asman dengan antusias.
Asman menargetkan kampus ITEBA dan BTP Batam akan mencetak ahli-ahli teknologi sehingga lulusannya dapat menguasai teknologi. “Obsesi saya ke depan adalah menciptakan SDM-SDM yang handal dengan taraf internasional. Terima kasih untuk BRIN yang telah datang dan melatih masyarakat di Batam. Kalau bisa seluruh ilmu perisetnya ditinggalkan di Batam. Nanti pulang cari lagi ilmunya,” ungkapnya penuh canda dan semangat.
Pada kesempatan yang sama, mewakili pimpinan BRIN, Zulfan Adrinaldi, selaku Koordinator Pelaksana Fungsi Direktorat Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah BRIN, menyatakan kegembiraannya mendapatkan kesempatan yang baik dapat bertemu dengan para peserta pelatihan untuk berbagi pengalaman, berbagi ilmu pengetahuan melalui narasumber dari instruktur BRIN yang dihadirkan.
“Kehadiran BRIN di sini untuk penguatan ekosistem riset dan inovasi, melalui pendekatan langsung ke masyarakat Batam. Ini merupakan bentuk upaya mempertemukan antara hasil riset dengan masyarakat. Melalui program-program yang dapat digiring oleh Komisi VII, BRIN hadir mendukung melalui berbagi ilmu termasuk meningkatkan kemampuan pemahaman mengenai Pelatihan Budidaya Tanaman Pangan Berbasis Organik, Pelatihan Teknologi Olahan Sayur, dan Pelatihan Teknologi Perbanyakan Benih Jahe Merah secara in vitro kepada para masyarakat Batam, khususnya para petani, “ pungkas Zulfan.
Sumber: brin.go.id