JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengangkat jajaran direksi baru mulai PTPN I sampai PTPN XIV terkecuali PTPN X dan XI. Merosotnya kinerja holding BUMN Perkebunan pada tahun lalu menjadi alasan pemegang saham mengambil keputusan restrukturisasi organisasi.
“Tahun lalu, pendapatan kami sekitar Rp 37 triliun. Tapi mengalami rugi sampai Rp 615 miliar,” ujar Elia Massa Manik, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holding dalam perbincangan bersama media di Jakarta, Senin (18/7).
Setelah mengkaji kinerja PTPN I sampai PTPN XIV, kata Elia Massa, dalam Rapat Pemegang Saham diputuskan menjalankan restrukturisasi. Tujuannya menghasilkan efisiensi dan efektivitas dalam semua aspek. Restrukrisasi berjalan untuk semua bidang tidak hanya keuangan saja. Pasalnya, holding membayar bunga sebesar Rp 12,5 miliar per hari.
“Itu sebabnya perbaikan PTPN menjadi bagian tugas kita semua. Ujung-ujungnya, apabila PTPN ini sehat dan tanaman tegak berseri-seri pasti kita lebih sejahtera,” jelasnya.
Di tangan Elia Massa Manik, jumlah direksi PTPN dipangkas maksimal tiga direksi. Sebelumnya, satu PTPN dapat mempunyai empat sampai lima direktur.
Elia mengambil contoh di perkebunan swasta nasional jumlah direksi maksimal dua orang. “Sedangkan di PTPN, direksi bisa berjumlah lima orang. Saya lebih suka bicara memberesi produktivitas baru orang. Pergantian direksi bersumber dari internal, jadi kita ambil yang terbaik,” ujarnya.
“Kita harus berubah dari top management. Pemimpin itu menjadi role model jika role model baik maka proses percepatan jauh lebih cepat,” ujarnya.
Wajah baru menghiasi jajaran direksi PTPN I sampai XIV. Sejumlah direksi ada yang berlatarbelakang dari PTPN. Namun, banyak pula dari kalangan perbankan nasional seperti BRI dan BNI.
Elia Massa Manik dikenal sebagai Manager Rp 1 triliun. Julukan ini atas dasar prestasinya mengembalikan kinerja positif Elnusa, perusahaan hulu minyak dan gas dalam jangka waktu tiga tahun. Pada 2011, Elia membenahi Elnusa yang telah terpuruk karena arus cash minus Rp 200 Miliar. Dengan tangan dinginnya, anak usaha Pertamina ini mencetak laba bersih Rp 128 Miliar pada 2012 dan melonjak lagi menjadi Rp 242 Miliar pada 2013.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alginting.blogspot.com/elia-massa-manik-si-manager-1-triliun_54f3fed2745513972b6c8416
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alginting.blogspot.com/elia-massa-manik-si-manager-1-triliun_54f3fed2745513972b6c8416
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alginting.blogspot.com/elia-massa-manik-si-manager-1-triliun_54f3fed2745513972b6c8416
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alginting.blogspot.com/elia-massa-manik-si-manager-1-triliun_54f3fed2745513972b6c8416
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alginting.blogspot.com/elia-massa-manik-si-manager-1-triliun_54f3fed2745513972b6c8416
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alginting.blogspot.com/elia-massa-manik-si-manager-1-triliun_54f3fed2745513972b6c8416
(Qayuum)