JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengadakan Academic Gathering dalam rangkaian pertemuan Forum Kerja Sama MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turkiye, Australia) di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Rabu-Jumat (5-8/10). Pada pertemuan tersebut, kelima negara berupaya saling memperkuat kerja sama riset dan inovasi untuk mengantisipasi krisis pangan global baik bilateral maupun multilateral.
Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri BRIN, Mulyadi Sinung Harjono, mengatakan bahwa topik pangan sangat penting, sehingga menjadi fokus pembahasan dalam forum MIKTA. “Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara forum MIKTA dan fokus pembahasan adalah mempersiapkan riset dan inovasi dalam menanggulangi krisis pangan dengan mendorong kolaborasi dan kerjasama antara negara MIKTA,” jelasnya.
Tak hanya itu, forum ini juga digunakan untuk menindaklanjuti kolaborasi riset dan inovasi yang telah dilakukan selama ini. Di antara topik penting lainnya yaitu mengenai permasalahan recovery dan transformasi digital. Sinung berharap kerjasama ini nantinya akan diimplementasikan dan direalisasikan baik kerjasama bilateral dan multilateral, seperti pertukaran ahli, join research dan join publication, hingga transfer teknologi.
“Saya sangat mendukung negara-negara MIKTA Forum yang berpartisipasi dalam kegiatan diskusi, sehingga dapat terealisasi kerjasama yang lebih intens dalam membangun sumber daya manusia riset dan inovasi, dan menemukan skema pendanaan untuk berkontribusi pada riset dan komersialisasi, serta memperkuat ketahanan dan stabilitas pangan,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, krisis pangan menjadi permasalahan yang krusial yang dihadapi dunia saat ini. Hal ini terjadi karena berbagai hal seperti adanya konflik Ukraina-Rusia, guncangan ekonomi, iklim ekstrem, dan melonjaknya harga pupuk. Menurutnya, BRIN dan MIKTA sangat berupaya menyelesaikan situasi saat ini, dalam menghadapi krisis pangan. “Riset dan inovasi menjadi kunci untuk membangun SDGs, dalam meningkatkan produktiftas dan daya saing serta menyediakan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” ucapnya.
Maka dari itu, Sinung menekankan agar melalui agenda pertemuan MIKTA Forum bisa mengeksplorasi dan mengidentifikasi riset-riset strategis untuk berkontribusi kepada publik.”Kami harapkan ini menjadi forum yang dapat berbagi informasi mengenai riset dan inovasi. Kebijakan, regulasi, dan best practice dalam mengintegrasikan program nasional,” katanya.
Direktur Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri, Tri Purnajaya menyampaikan apresiasi kepada BRIN yang telah menginisiasi dan berkontribusi dalam penyelenggaran kegiatan ini. “Indonesia merasa terhormat menjadi tuan rumah dan mengadakan Academic Gathering ini, sebagai upaya memperkuat kolaborasi riset dan inovasi dalam menghadapi krisis pangan global dan meningkatkan upaya penelitian kolektif di antara negara-negara MIKTA untuk bekerja sama menuju Solusi Berkelanjutan,” jelasnya.
Dikatakan Tri, fokus pembahasan mengenai krisis pangan ini tidak hanya pada waktu yang tepat tetapi juga sangat penting di tengah tantangan multi-dimensi. “Ini menjadi komitmen bersama kami untuk memajukan pengetahuan dan membina kerja sama untuk mengatasi salah satu tantangan global yang paling mendesak pada saat ini, yaitu krisis pangan global,” sebutnya.
Lebih jauh, Tri menerangkan bahwa krisis pangan global yang ditandai dengan permasalahan akses ketahanan pangan dan keberlanjutan, merupakan permasalahan yang tidak mengenal batas negara. Hal ini berdampak pada negara-negara untuk bersatu dalam mengatasi tantangan-tantangan kompleks ini.
“Pertemuan ini memberi kita kesempatan unik untuk membuktikan sumber daya intelektual kita, berbagi strategi dan selalu mencari untuk secara efektif mengatasi krisis pangan yang berdampak pada jutaan orang di seluruh dunia,” tambahnya.
Tri menegaskan bahwa pertemuan ini sangat penting dalam upaya memfasilitasi pertukaran strategi dan prioritas penelitian antar negara MIKTA dengan memahami pendekatan satu sama lain. Dia berharap pertemuan ini dapat mengidentifikasi titik temu dan potensi sinergi dalam upaya memitigasi dampak krisis Pangan Global.
Tak hanya itu, pertemuan ini juga untuk menumbuhkan komunikasi dan kemitraan yang efektif dalam memastikan bahwa setiap donasi gabungan memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam kolaborasi penelitian. Pihaknya juga berharap dengan pertemuan ini dapat berbagi pengetahuan tentang pendanaan penelitian dan transfer teknologi antar negara. Menurutnya, kolaborasi di bidang ini sangat penting dalam mendorong Inovasi dan menciptakan Solusi Berkelanjutan yang dapat diterapkan dalam skala global.
“Terakhir, pertemuan ini berfungsi sebagai platform yang sangat penting dan aman untuk menjajaki peluang kerjasama internasional termasuk inisiatif penelitian program beasiswa dan pengembangan produk inovasi dengan bekerja sama kita dapat memanfaatkan rasa kolektif kita untuk memberikan dampak yang berarti di dunia global,” katanya.
Perlu diketahui, Forum Kerja Sama MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turkiye, Australia) sendiri didirikan pada tahun 2013 dan bertujuan untuk mempererat kerjasama antara negara maju dan negara berkembang dan membangun konsensus mengenai isu-isu relevan di semua kawasan. Anggota MIKTA berkontribusi pada forum internasional dan memainkan peran penting dalam forum internasional.
Pada tahun 2023, Indonesia terpilih menjadi Ketua forum MIKTA. Sebagai Ketua, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan berbagai event internasional. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sendiri akan berpartisipasi dalam forum MIKTA dengan mengadakan Academic Gathering, dengan menghadirkan pembicara dari para ahli dari masing-masing negara.
Sumber: brin.go.id