Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengapresiasi pembentukan kepengurusan GAPKI Cabang Riau periode 2017-2020. Pemerintahan provinsi akan meminta seluruh perusahaan sawit yang beroperasi di Riau untuk menjadi anggota GAPKI Riau.
Acara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Riau terasa istimewa dengan kehadiran Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman – yang akrab dipanggil Andi Rachman. Dalam kata sambutannya, Andi Rachman memuji kontribusi industri sawit dalam pembangunan provinsi Bumi Lancang Kuning. Keunggulan sawit adalah efek multi ganda (multiplier effect) terhadap perekonomian lokal yang berada di sekitar kebun.
“Sewaktu menjabat Ketua HIPMI sulit dibayangkan bahwa kelapa sawit akan seperti sekarang. Saat ini, kelapa sawit punya kontribusi lebih tinggi dari migas. Sebab, sawit mempunyai multiplier effect kepada perekonomian,” kata Andi.
Menghadapi aturan pemerintah pusat yang menekan industri dan petani sawit, Andi Rachman mengambil sikap bijak. Dia meminta supaya regulasi pemerintah tidak mempersulit investasi. Kalau investasi ditekan jelas akan berdampak kepada masyarakat.
“Saya akan mencoba berkomunikasi dengan pemerintah pusat. Seperti pernah saya sampaikan sebelumnya belum ada rencana membuat surat ke pusat, untuk persoalan itu,” kata Andi.
Kegiatan Pelantikan GAPKI Cabang Riau 2017-2020 berlangsung selama satu hari, 11 Agustus 2017. Tidak hanya pelantikan diselenggarakan pula Seminar Nasional yang bertemakan “Pengelolaan Perkebunan Sawit Yang Berkelanjutan” menghadirkan beragam pembicara mulai akademisi, LSM, pemerintah, dan petani.
Pengurus GAPKI Riau periode ini dilantik oleh Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI. Dia menyebutkan sangat mengapresiasi terbentuknya pengurus GAPKI Cabang Riau karena provinsi ini merupakan produsen sawit terbesar di Indonesia. Kendati demikian, belum semua perusahaan sawit di Riau menjadi anggota GAPKI.
“Kami harapkan Bapak Gubernur Riau (Arsyadjuliandi Rachman) dapat mendorong perusahaan sawit lain untuk masuk GAPKI,”kata Joko dalam kata sambutannya.
Joko Supriyono menekankan bahwa GAPKI dapat menjadi mitra pemerintah dalam mendorong kemajuan industri sawit di provinsi Riau. Industri sawit telah menjadi industri strategis karena berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Penyerapan tenaga kerja sawit secara langsung mencapai 5 juta orang. Kontribusi sawit terhadap perekonomian nasional mencapai US$ 19 miliar lebih tinggi dari sektor migas.
“Kehadiran industri sawit di Riau punya sumbangan besar untuk kemajuan perekonomian di provinsi ini,”tambah Joko.
Saut Sihombing, Ketua GAPKI Cabang Riau, dalam kata sambutannya mengharapkan kerjasama yang kuat di kepengurusan periode ini. Dengan begitu kepengurusan ini dapat menjadi mitra kuat pemerintahan provinsi Bumi Lancang Kuning.
“Kami ingin menjadi mitra dengan pemerintahan provinsi. Selama ini, regulasi yang dibuat di daerah sangat mendukung perkembangan industri sawit di Riau,” ujar Saut.