Kepala Daops Manggala Agni lingkup wilayah Riau melaksanakan ekspose kegiatan Masyarakat Peduli Api Berkesadaran Hukum /Paralegal (MPA-P) yang telah dilaksanakan kepada Direktur Dukungan Sumberdaya Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, dan Kepala Sub Direktorat Masyarakat Peduli Api dan Kemitraan Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) di Kantor Daops Manggala Agni Sumatera IV/Pekanbaru (28/10/2021).
Kapala Sub Direktorat Masyarakat Peduli Api dan Kemitraan, Purwantio mengungkapkan dalam laporannya ada 14 desa sasaran kegiatan dalam MPA-P di Provinsi Riau pada tahun 2021. Sebaran keempat belas desa tersebut berada di wilayah kerja Daops Manggala Agni Sumatera V/Dumai enam kelompok MPA-P, Daops Manggala Agni Sumatera VI/Siak enam kelompok MPA-Paralegal, dan Manggala Agni Sumatera VII/Rengat telah dibentuk dua kelompok MPA-P.
“Kelompok MPA-P yang beranggotakan Manggala Agni, MPA-P, Polri, TNI, dan masyarakat yang akan terjun ke lapangan telah dibekali dengan kemampuan teknis pengendalian karhutla dan pemahaman terhadap aspek-aspek hukum sehingga memiliki wawasan hukum, kemampuan hukum dan memiliki keterampilan untuk selanjutnya diharapkan dapat melakukan kegiatan pendampingan, sosialisasi, dan penyadartahuan sehingga masyarakat tahu dan sadar untuk berperan aktif dalam kegiatan pengendalian karhutla,” jelas Purwantio.
Purwantio menambahkan dalam pelaksanaan program pencegahan karhutla MPA-P dilengkapi dengan peralatan pribadi seperti baju pemadam, masker, penutup leher, perples, ransel, sepatu pemadam, topi, dan lampu kepala; alat pemadaman sederhana seperti gepyok, garu, pompa punggung; serta diberikan pompa jinjing yang ringan seberat 15 kg sehingga bisa dibawa ke lokasi pemadaman yang aksesnya sulit.
“Selain itu, MPA-P juga melakukan program pengembangan ekonomi produktif sebagai pemberdayaan masyarakat dengan tujuan akhir masyarakat tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar secara sembarangan. Kegiatan ekonomi produktif yang telah dilaksanakan di Provinsi Riau antara lain budidaya ikan, bebek, kambing, dan sapi, serta budidaya lebah madu trigona,” jelas Purwantio.
Direktur Dukungan Sumberdaya Darurat BNPB, Rustian mengungkapkan rasa syukurnya karena kegiatan pembentukan MPA-P ini telah dilaksanakan dan telah menampakan hasilnya. Selain itu, kegiatan ini menjadi lebih berkesan lagi karena melibatkan multi pihak seperti Manggala Agni, TNI, POLRI, BPBD dan tentu saja Masyarakat Peduli Api.
“Riau merupakan daerah rawan terjadi bencana karhutla. Karhutla merupakan kejadian bencana yang luar biasa karena jika sudah terjadi akan berdampak luas secara nasional maupun ke negara tetangga,” jelas Rustian.
Rustian mengungkapkan berkat kerjasama kita semua bergandengan tangan dengan mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan pengendalian karhutla semoga kegiatan MPA-P yang sedang kita kerjakan ini mendapatkan hasil yang baik.
“Kegiatan MPA-Paralegal yang sudah dilaksanakan di beberapa wilayah dan berdampak kepada masyarakat menunjukan bahwa masyarakat perlu sentuhan dan dorongan untuk berubah agar tidak membakar,” ungkap Rustian.
Rustian mengungkapkan bahwa tidak boleh hanya melarang masyarakat untuk tidak membakar, namun harus berusaha untuk memperdayakan masyarakat dengan kegiatan-kegiatan yang bernilai ekonomi. Dengan adanya program-program MPA-P, kejadian karhutla di wilayah sasaran sudah mengalami penurunan.
“Kami mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Manggala Agni dan semua pihak yang telah berperan dalam melaksanakan kegiatan MPA-P ini. Mudah-mudahan dengan memberdayakan masyarakat sekitar hutan ini karhutla bisa berkurang. Karena lebih baik kita mencegah daripada sudah terjadi hal-hal darurat yang dampaknya sangat luas,” pungkas Rustian.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Riau M. Edy Afrizal menilai pelaksanaan program MPA-P sudah berjalan dengan bagus dengan melibatkan multi pihak. Kami berharap semua pihak saling mendukung, sehingga masyarakat berkesadaran hukum yang kita rekrut dalam MPA-P lebih berdaya.
Pada sesi ekspose, para Kepala Daops yang berasal dari Daops Manggala Agni Sumatera V/Dumai, Daops Manggala Agni Sumatera VI/Siak, dan Manggala Agni Sumatera VII/Rengat memaparkan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh MPA-P di masing-masing wilayah kerjanya.
Ismail Hasibuan, Kadaops Manggala Agni Sumatera V/Dumai, mengungkapkan telah membentuk MPAP di enam lokasi yang berada di wilayah Kelurahan Tanjung Penyembal (Dumai), Kelurahan Bangsal Aceh (Dumai), Kelurahan Teluk Nilap (Rokan Hilir), Desa Sei Segajah Makmur (Rokan Hilir), Kelurahan Tanjung Kapal (Bengkalis) dan Kelurahan Pergam (Bengkalis).
“Setiap kelompok MPA-P yang dibentuk terdiri dari 22 orang, sehingga kegiatan di daops Dumai ini terdiri dari 132 peserta. Setiap kelompok MPA-P melaksanakan pembinaan dan patroli pengendalian karhutla, memasang baliho larangan membakar dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. ,” jelas Ismail.
Ihsan Abdillah, Kepala Daops Manggala Agni Sumatera VI/Siak, mengungkapkan 99% kejadian karhutla terjadi disebabkan oleh ulah manusia, sehingga untuk mengantisipasi terjadinya karhutla harus mencegah aktivitas manusia yang bisa menyebabkan karhutla. Sehingga kegiatan MPA-Paralegal ini sangat tepat untuk dilaksanakan di Provinsi Riau.
“Di Desa Dosan, dalam pemberdayaan masyarakat kami memberikan sapi kepada masyarakat menyediakan kandang, serta menggelar pelatihan agar benar-benar bisa dimanfaatkan peningkatan ekonomi. Sedangkan di Desa Tanjung Medang kita telah melakukan budidaya madu trigona,” jelas Ihsan.
Selanjutnya Firza Causar, Kadaops Manggala Agni VII/Rengat bercerita tentang peningkatan ekonomi produktif berupa budidaya ikan di kolam dan ternak bebek yang dilakukan oleh MPA-P di desa Lubuk Kembang Bunga dan Desa Pulau Gelang yang sering terjadi karhutla.
Sumber: sipongi.menlhk.go.id