JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Petani dan perusahaan kelapa sawit tidak bisa berjalan sendiri – sendiri. Satu sama lain saling membutuhkan untuk meningkatkan produktivitas terutama kesejahteraan.
Sinarmas Agribusiness and Food melalui unit usaha Agribisnis Perkebunan Kelapa Sawit di Riau mengedukasi dan mengajak petani untuk bermitra. Kegiatan ini dihadiri 22 KUD terdiri dari 18 KUD Plasma dan 4 Koperasi Swadaya Mitra Strategis Sinarmas, Sabtu (6 November 2021).
Kegiatan ini mengajak petani sawit untuk terlibat dalam Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) melalui pola kemitraan strategis.
Sinarmas diwakili oleh HY Sihotang, Plasma Controller Perkebunan Sinarmas Group Wilayah Riau. Adapula pembicara lainnya yaitu Vice President BRI Wilayah Riau, Marfis Antonius.
“Sinarmas telah menjadikan konsep Mitra Strategis untuk di bawah naungan Sinarmas. Ini menandakan komitmen tinggi dari Sinarmas sebagaimana diamanahkan oleh UUCK tentang kemitraan plasma, ” ujar HY Sihotang, Plasma Controller Perkebunan Sinarmas Group Wilayah Riau.
Sebelum di Riau, Sinarmas telah mengadakan kegiatan serupa di Kalimantan Selatan dengan salah satu plasma yaitu KUD Gajahmada.
Sihotang menjelaskan bahwa Sinarmas juga merangkul petani swadaya untuk bermitra. Artinya, kemitraan ini bersifat terbuka bukan hanya ditujukan kepada plasma yang sudah ada. Melainkan juga masyarakat petani di sekitar unit usaha perkebunan Sinarmas juga dirangkul supaya bermitra.
Sebagai buktinya, 4 Koperasi Swadaya bergabung dalam model kemitraan Sinarmas. Adalah Koperasi Berkat Ridho, Koperasi Ramasawit Sejahtera, Koperasi Swadaya Mas Bersatu, Koperasi Kandis Sejahtera.
“Ke depan kami berharap semakin bertambah kebun petani swadaya menjadi mitra strategis Sinarmas, “harap Sihotang.
Niat baik Sinarmas ini sesuai tagline model Kemitraan Strategis-nya #lebih cepat gabung, lebih cepat untung.
Kemitraan Sinarmas terutama di wilayah Riau memberikan manfaat kepada Plasma yang sudah ada maupun baru bergabung khusus untuk jaminan ke BRI. Jadi, petani tidak perlu repot dengan BI-Checking.
Sinarmas langsung menjaminkan diri untuk Plasma nya.”Ini kami lakukan karena melihat kendala petani swadaya khususnya, ketika berurusan dengan bank pasti terkendala di BI-Checking,” ujar Sihotang.

Kegiatan yang diinisiasi Sinarmas ini ini sangat komplit. Materinya bukan sebatas berbicara PSR. Melainkan juga melatih Petani untuk mengetahui rencana jangka panjang industri sawit di Indonesia di aspek sustainability.
“Kehadiran DPP APKASINDO sangat tepat untuk mengawal dan memberi masukan kemitraan strategis supaya konsep kemitraan strategis ini lebih baik,” ujar Sihotang.
Vice President BRI Wilayah Riau, Marfis Antonius mengucapkan terimakasih kepada Sinarmas Agribusiness Food atas kepercayaannya menjadikan BRI sebagai Bank Mitra Plasma terutama di Kabupaten Kampar.
“Kami berharap kerjasama ini semakin dikembangkan dalam berbagai pola kerjasama. Dan kepada APKASINDO, kami menginginkan jalinan komunikasi terkhusus kepada petani sawit Anggota APKASINDO yang ingin melaksanakan PSR supaya menjadikan BRI sebagai Bank Mitra, apalagi BRI sudah hadir di 12 kabupaten dan kota di Riau,” tutur Marfis.
Dr. Ir. Gulat Manurung, MP.,C.APO, Ketua Umum DPP APKASINDO, mengapresiasi inisiasi Sinarmas merangkul plasmanya terkhusus petani swadaya yang saat ini telah menggabungkan diri menjadi Mitra Strategis Sinarmas.
“Kehadiran 4 Koperasi Petani Swadaya dalam bagian mitra strategis Sinarmas suatu terobosan yang luar biasa dan akan kami jadikan role model pola kemitraan sawit ke depannya. Kami melihat konsep Kemitraan Strategis ini sudah memenuhi kriteria konsep kemitraan setara sebagaimana konsep yang ditawarkan oleh DPP APKASINDO kepada korporasi sawit.
Keberhasilan APKASINDO sudah mempunyai jejak, seperti kemitraan setara antara Koperasi Gajahmada dengan Sinarmas di Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan. Tentu tidak sulit mewujudkan konsep Kemitraan Setara ini di wilayah Riau karena sudah ada jejak keberhasilannya.

Dapat dikatakan Riau ini sangat unik, karena dari 4,072 juta ha kebun sawit di Riau. Sekitar 68% dikelola oleh petani. Oleh karena itu kemitraan setara dengan korporasi adalah solusi jitu untuk percepatan PSR dan peningkatan produktivitas.
“Saya berharap korporasi sawit lainnya di 22 DPW Provinsi Perwakilan APKSINDO bisa mengikuti jejak Sinarmas ini,” pinta Gulat.
Gulat mengakui sangat kagum dengan strategi Sinarmas merangkul Petani swadaya. Apalagi konsep biaya hidup selama tanaman sawit belum menghasilkan dan jaminan ke Bank Mitra. Sinarmas sangat memahami kesulitan Petani Swadaya dalam mereplanting sawitnya dan ini patut ditiru korporasi sawit lainnnya.