JEMBER, SAWIT INDONESIA – Potensi pengembangan pasar ekspor bisnis edamame sangat terbuka di Kabupaten Jember karena tersedia sekitar 5.000 hektar lahan pertanian komersial bagi sektor bisnis untuk bekerjasama dengan petani sebagai mitra. Salah satunya kerjasama PT Gading Mas Teguh Indonesia (GMIT),anak usaha PT ANJ Tbk, dengan petani mitra yang menggagas sekolah edamame.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Dr. Drs. Edy Budi Susilo, MSi, dalam sambutannya di acara Program Sekolah Edamame di desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, mengatakan pemerintah kabupaten mendukung penuh upaya kemitraan antara petani, pelajar SMK dan sektor industri. “Jember masih menjadi pemasok utama untuk pasar ekspor edamame dari Indonesia. Ini menjadi perhatian kita semua,” tutur Asisten II Edy, yang mewakili Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR.
Edy mengatakan, kemitraan antara petani edamame dengan PT Gading Mas Teguh Indonesia (GMIT), sebagai penggagas sekolah edamame, harus terus dipertahankan dan kedepannya dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Hal ini menjadi penting, ujar Edy, karena selain Jember memiliki lahan pertanian produktif seluas 86.000 hektar serta diversifikasi produk hortikultura yang beragam, usaha tanam tembakau juga perlu untuk didiversifikasikan kedepannya.
“Terutama terkait tembakau, meskipun saat ini boleh dikatakan tidak jelek, masih cukup kompetitif, tetapi kita harus antisipasi bahwa pasar tembakau dunia semakin mengecil,” tutur Edy di sela-sela acara program ini, yang berlangsung dari tanggal 8-12 Mei 2018.
Sebagai kabupaten penghasil edamame kualitas ekspor terdepan di Indonesia, Jember memiliki peluang yang “masih terbuka luas” untuk dikembangkan tidak hanya ke Jepang tetapi juga ke pasar ekspor lainnya seperti Amerika dan Eropa. “Ini yang saya pikir harus ditangkap oleh kita semua,” tutur Edy setelah acara panen raya edamame yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Ir. Maskur bersama Direktur Utama PT GMIT, Jahya Lukas.
Keberadaan PT GMIT bersama perusahaan lainnya dalam bisnis edamame, menurut Lukas, membuktikan bahwa Indonesia mampu “memproduksi produk hortikultura lainnya” yang dibutuhkan oleh negara lain diluar Indonesia.