Asian Agri mempunyai strategi peningkatan kesejahteraan petani sebanyak dua kali lipat. Pola kemitraannya mampu membawa manfaat bagi petani mitra.
Asian Agri, salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia yang merupakan bagian dari grup Royal Golden Eagle (RGE), menerapkan komitmen keberlanjutan Asian Agri 2030.
“Asian Agri 2030 adalah strategi bisnis jangka panjang selama 10 tahun kedepan untuk memastikan keberlangsungan bisnis agar sejalan dengan filosofi bisnis grup perusahaan yaitu 5Cs – Good for Community, Country, Climate, Customer, dan Company,” ujar Bernard A. Riedo, Director of Sustainability & Stakeholder Relations Asian Agri yang juga merupakan Project Leader dari Asian Agri 2030.
Asian Agri mempunyai terobosan besar dalam menghadapi bisnis kelapa sawit di masa depan. Perusahaan kelapa sawit di bawah grup Royal Golden Eagle (RGE) ini menegaskan komitmennya dalam program keberlanjutan Asian Agri 2030. Ada empat pilar strategis yang diusung Asian Agri dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup bersama.
Komitmen ini diungkapkannya dalam Buka Puasa bersama media yang diselenggarakan pada April 2022. Hadir sebagai pembicara antara lain Omri Samosir (Head of Operations Asian Agri) dan Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MSi.
Komitmen ini terdiri dari 4 pilar strategis yaitu Kemitraan dengan Petani, Pertumbuhan Inklusif, Iklim Positif, dan Produksi yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan yang selaras denganTujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNSDGs) sertatujuan dan visi perusahaan yaitu meningkatkan kualitas hidup melalui pengembangan sumberdaya yang berkelanjutan melalui serangkaian program dan inisiatif yang memberikan kontribusi positif.
Dalam pilar Kemitraan dengan Petani, Asian Agri menyertakan keterlibatan intensif dengan petani untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Targetnya, yaitu meningkatkan pendapatan petani mitra hingga dua kali lipat melalui program penanaman kembali atau replanting, 100% pencapaian program replanting petani mitra, sebanyak 100% pencapaian sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk petani mitra serta 5.000 petani swadaya mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Bernard menjelaskan penerapan Asian Agri 2030 juga melibatkan partisipasi petani dan pemangku kepentingan lain. termasuk melewati serangkaian konsultasi publik sebelum inisiatif ini diluncurkan.
Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MSi, yang juga hadir dalam acara buka puasa bersama media mengutarakan, “Komitmen Asian Agri 2030 ini adalah salah satu program yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Hal ini merupakan langkah yang baik dan patut mendapatkan apresiasi. Semoga semakin banyak perusahaan yang mengikuti langkah yang telah ditetapkan Asian Agri ini.”
Berkaitan persoalan minyak goreng dan pandemi, dikatakan Bayu, pandemi membawa pelajaran tersendiri bagi para pengusaha sawit.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 127)