Direktur Jendral Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE), Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yudo Dwiananda Priadi mengatakan peranan biodiesel sangat dibutuhkan untuk menekan emisi karbon di Indonesia.
“Sebagai program mandatori, implementasi biofuel melalui B35 pada tahun 2023 memiliki alokasi dari domestik sebesar 13.15 juta kilo liter dan diharapkan dapat mencapai 13.9 juta kilo liter pada 2025,” kata Yudo kepada media, Selasa (14/11/2023).
Yudo mengungkapkan hingga September 2023 kontribusi domestik dalam B35 sudah mencapai 8,9 juta kilo liter atau 68 persen serta yang diekspor telah mencapai 121.000 kilo liter.
Tidak hanya biodiesel, ujar dia, Indonesia kini tengah mengembangkan penggunaan energi terbarukan lainnya yang berbahan kelapa sawit.
“Baru-baru ini, pemerintah melalui maskapai plat merah telah menguji coba bahan bakar pesawat terbang atau bioavtur yang merupakan hasil dari penelitian Pertamina dan Institut Teknologi Bandung,” ujar Yudo.
Sementar aitu, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS, Eddy Abdurrachman mengatakan bahwa untuk memenuhi target Zero Emission maka Indonesia membutuhkan lebih banyak pasokan kelapa sawit.
“Untuk mencapai target zero emission, ke depan Indonesia membutuhkan lebih banyak pasokan kelapa sawit,” kata Eddy.
Pada tahun 2025, Eddy memperkirakan produksi Crude Palm Oil (CPO) hanya akan mencapai sekitar 44 juta metrik ton.
“Hal Ini menekankan peran penting program ini dalam menjaga keberlanjutan industri tersebut,” ucapnya.