JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei Sumatera Utara siap menjadi Green Economic Zone pertama di Indonesia. Pemerintahan provinsi Sumatera Utara mendukung KEK Sei Mangkei dengan beragam fasilitas pendukung berstandar internasional.

Dalam rilis yang diterima Sawit Indonesia, Pelaksana Tugas (PLT) Gubernur Sumatera Utara Tengku Ery Nuradi mengungkapkan pembangunan dan keberlanjutan KEK Sei Mengkei sangat terkait dengan penerapan prinsip-prinsip green economic.

“Kami siap mewujudkan KEK Sei Mangkei menjadi Green Economic Zone di Indonesia. Karena prinsip-prinsip tersebut sudah menjadi kebutuhan dunia usaha dan masyarakat saat ini serta masa depan. Oleh karena itu kami akan menjaga investasi di KEK Sei Mangkei untuk mengedepankan prinsip-prinsip green economic,” jelas Tengku Ery.

Niat menjadikan mewujudkan Green Economic Zone diungkapkan Alexander Maha, Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN III telah dimulai dari beberapa indikator yang ditopang oleh industri sawit.

“Pertama investasi PT Unilever yang telah berkomitmen untuk menggunakan bahan baku dan energi yang ramah lingkungan dari PKS dan rantai pasok yang telah tersertifikasi RSPO. Selain itu, bekerjasama dengan Pertamina kami juga akan membangun PLTBg berkapasitas 2 MW dari limbah sawit,” kata Alex.

Alex juga menambahkan PTPN III sebagai Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Sei Mangkei akan membangun pabrik minyak goreng sebagai upaya menggeliatkan investasi. Pembangunan  pabrik minyak goreng menggandeng PTPN IV – perusahan perkebunan sawit milik negara.

“Kami juga akan membangun pabrik minyak goreng dengan kapasitas olah 600 ton CPO pertahun yang akan dilakukan bersama PTPN IV. Diperkirakan nilai investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 650 milliar dan mulai dilaksanakan pada April mendatang,” ujar Alex.

Selain pabrik minyak goreng, PTPN III  siap membangun pabrik ban untuk kendaraan roda dua di dalam KEK Sei Mangkei. Alex menyatakan proyek ini senilai  200 milliar ini telah telah rampung dalam tahap persiapan dan siap ditawarkan kepada investor untuk proses pembangunannya.

Terkait kesiapan KEK Sei Mangkei Alex menjelaskan saat ini infrastruktur kawasan telah selesai dikerjakan. Diantaranya instalasi gas dan gardu induk listrik yang mampu menyuplai listrik sebesar 30 MW.

“Selain itu, dalam KEK Sei Mangkei juga telah dibangun Pembangkit listrik tenaga biomassa dengan kapasitas 2×3,5 MW. Untuk memperkuat target itu, PTPN 3 bekerjasama dengan Pertamina akan segera membangun Powerplant Gas dengan kapasitas 250 MW,” tandas Alex.

Kementerian Perindustrian juga telah membangun 4 infrastruktur meliputi jalan sepanjang 4,2 km, dry port 5300 TEUs, Tank Farm dengan total volume 11.000 ton, lalu jalur KA sepanjang 2,95 km yang terhubung dengan jalur KA existing sehingga mampu mencapai pelabuhan Belawan.

“Dan selanjutnya, jika jalur KA Bandar Tinggi–Kuala Tanjung selesai dibangun, maka semua produk KEK Sei Mangkei akan dikirim ke pelabuhan Kuala Tanjung sebagai global hub port internasional, katanya lagi.

Alex menambahkan KEK Sei Mangkei juga memiliki keunggulan karena dekat dengan pelabuhan Kuala Tanjung dan dekat dengan Kawasan Danau Toba – sebagai Monaco  Indonesia. Penyelesaian konektivitas  tiga wilayah tersebut akan dihubungkan jalan tol pada  2019 mendatang. (Anggar Septiadi)

 

Sumber foto: seimangkei.com

Share.
Exit mobile version