Percepatan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) membutuhkan dukungan tenaga auditor. Ketersediaan auditor berasal dari perusahaan, lembaga sertifikasi, dan koperasi petani.
Berdasarkan data Sekretariat Komisi ISPO, hingga kini jumlah tenaga auditor yang terdaftar sebanyak 1.037 orang. Padahal kebutuhannya mencapai 2.000 auditor, sehingga total kekurangan tenaga auditor sekitar 900 orang.
Azis Hidayat, Ketua Sekretariat Komisi ISPO mengungkapkan, peran auditor itu sangat penting dalam mensukseskan program sertifikasi ISPO. Untuk itu, penambahan sumber daya manusia dalam ISPO perlu segera dilakukan.
“Idealnya setiap perusahaan mempunyai dua auditor. Sementara jumlah perusahaan kelapa sawit di Indonesia mencapai sekitar 2.000 perusahaan,” kata mantan Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) ini kepada Sawit Indonesia di kantornya.
Dia menerangkan, sebagian besar auditor yang ada saat ini milik perusahaan sawit dan lembaga sertfikasi (LS). Ditambah, adanya koperasi petani plasma dan swadaya yang ikut ISPO, harus ada tambahan auditor.
Berdasarkan data, jumlah pemohon sertifikasi ISPO mencapai 507 pelaku usaha yang terdiri 504 perusahaan, dua koperasi petani plasma dan satu asosiasi petani sawit swadaya. “Sekarang sudah ada petani sawit plasma dan swadaya akan mengikuti sertifikasi ISPO. Bahkan dua kelompok petani sudah melakukan proses audit,” tambahnya.
Dia menyebutkan, satu asosiasi bernama Amanah berlokasi di Pelalawan Riau sudah diaudit dan satu Koperasi Unit Desa (KU) petani plasma dalam tahap verifikasi dokumen. “Diperkirakan Maret tahun ini kedua koperasi tersebut dapat memperoleh sertifikat ISPO. Dan ini bertepatan dengan acara ulang tahun Komisi ISPO ke-6,” jelasnya.
Dari total 507 pemohon tadi baru 226 perusahaan sebagai pemegang sertifikat ISPO. Dari laporan terakhir bahwa kegiatan audit mendapatkan sertifikat sebanyak 136 perusahaan. Dengan rincian yang telah lengkap dokumen sebanyak 70 perusahaan, dalam proses verifikasi 66 perusahaan, sudah diaudit oleh LS sebanyak 159 perusahaan dan akan diaudit 6 perusahaan.
Total areal perkebunan sawit yang bersertifikat ISPO seluas 1.430.105 hektar dengan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebesar 6.746.321 ton. Azis menyatakan akan ada tambahan 70 perusahaan sawit yang memperoleh ISPO pada Maret mendatang. Alhasil dari segi produksi dan luasan kebun sawit yang bersertifikat ISPO bakal meningkat.
“Perusahaan-perusahaan tersebut tergantung dari tim penilai ISPO. Apakah legalitas lahan sudah clean and clear. Kebanyakan tertunda karena Hak Guna Usaha (HGU) milik perusahaan masih ada masalah, masuk kawasan hutan atau aspek limgkungan berkategori proper merah,” tukasnya.