Masyarakat tiga desa di Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur mengikuti kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Teluk Semanting, 3/12/2022.
Acara yang berlangsung di taman hutan mangrove ini digagas oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau bersinergi dengan Manggala Agni wilayah Kaltim-Kaltara bersama Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL).
Thamrin, Kalaksa BPBD Berau, mengungkapkan kegiatan ini dilaksanakan untuk melakukan penyadartahuan kepada masyarakat tentang pengendalian karhutla.
Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan untuk menindaklanjuti luasnya karhutla Kabupaten Berau dibandingkan wilayah lain di Kalimantan Timur.
Thamrin mengharapkan mengahadapi karhutla yang terjadi di Kabupaten Berau semua pihak termasuk Manggala Agni, BPBD, didukung TNI, Polri, dan para pihak bersama melakukan pencegahan karhutla.
“Harapannya masyarakat di Kecamatan Pulau Derawan bisa menjaga wilayahnya, membantu pemerintah, agar tidak terjadi karhutla. Kecamatan Pulau Derawan memiliki daerah dengan tingkat kerawanan tinggi meliputi Kampung Teluk Semanting, Kampung Kasai, dan Kampung Tanjung Batu yang memang merupakan daerah rawan karhutla,” jelas Thamrin. “Di Berau, 2019 bandara tutup, karhutla menyebabkan transportasi menjadi terganggu. Jangan sampai ini terjadi lagi. Kita jaga bersama agar hutan di wilayah kita tetap lestari,” jelas Thamrin.
Egar Mejupan, Koordinator Kampanye Pencegahan Karhutla Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, memberikan materi kebijakan pengendalian karhutla. Egar mengingatkan kembali arahan Presiden untuk kita bersama mencegah kebakaran hutan dan lahan yang dapat menjadi ancaman bagi pengelolaan lingkungan hidup kita.
“Penyebab karhutla 99% disebabkan oleh manusia. Motifnya diantaranya untuk membuka lahan, konflik, kelalaian penggunaan api masyarakat dan lain sebagainya. Manusia bisa memutus kejadian karhutla dengan mencegahnya. Oleh karena itu, kami mengajak agar tidak lagi mengolah lahan dengan cara membakar,” seru Egar.
Selain itu, KLHK juga telah menyusun langkah-langkah permanen penanganan karhutla. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mencetuskan tiga klaster solusi permanen dalam pengendalian karhutla yaitu analisa iklim dan langkah pengendalian, pengendalian operasional, dan pengelolaan landscape.
Egar menerangkan analisis iklim dan langkah pengendalian yang dilakukan dengan monitoring cuaca secara kontinyu dari BMKG, dengan ditambah analisis wilayah untuk kemudiam dapat dilaksanakan modifikasi cuaca khususnya untuk pembasahan gambut dan mengurangi potensi terjadinya karhutla. Sedangkan pengendalian operasional dilakukan melalui upaya di tingkat tapak melalui pembentukan satuan tugas terpadu yang timnya terdiri dari Manggala Agni, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Masyarakat Peduli Api, Kepala Desa serta tokoh masyarakat.
“Langkah ketiga dalam solusi permanen adalah pengelolaan landscape. Seluruh stakeholder yang mengelola kawasan hutan atau lahan khususnya pada lahan gambut harus melaksanakan pengelolaan gambut yang baik,” jelas Egar.
Selain itu, Kepala Seksi Wilayah III Balai Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Wilayah Kalimantan, Zulkarnain, memberikan materi teknis pengendalian karhutla. Diterangkan bahwa penyebab kebakaran adalah adanya oksigen, bahan bakaran, dan panas. Faktor yang bisa kita kelola adalah bahan bakaran. Bahan bakaran bisa kita kelola dengan baik agar tidak ada potensi karhutla.
“Kesadaran masyarakat merupakan faktor terpenting dalam pencegahan karhutla. Kegiatan kampanye dan sosialisasi harus terus menerus dilaksanakan agar perubahan kesadaran masyarakat untuk tidak membakar semakin kuat,” jelas Zulkarnain.
Acara kampanye pencegahan karhutla kemudian dirangkai dengan aksi jalan sehat dan orasi yang dipusatkan di Desa Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan yang diikuti sekurangnya 500 orang peserta (4/12/2022).