PT Kalimantan Agro Nusantara (Kalianusa) memperoleh sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai bagian mematuhi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 Tahun 2020 tentang ISPO. Prestasi ini juga persembahan perusahaan bagi ulang tahun Pupuk Kaltim sebagai induk perusahaan.

Sertifikat ISPO diterbitkan oleh PT Tafa Sertifikasi Indonesia, Lembaga Sertifikasi, pada 51 Desember 2021. Seremoni penyerahan sertifikat berlangsung pada 3 Desember 2021 yang diterima oleh Heri Gunawan Lindu, Direktur PT Kalianusa. Perusahaan yang berdiri pada 14 September 2009 ini sahamnya 58,93% dimiliki PT Pupuk Kaltim dan 41,07% PTPN XIII.

“Komitmen PT Kalianusa dalam pelaksanaan sertifikasi ISPO yang diatur regulasi pemerintah. Luas lahan yang telah bersertifikat ISPO mencapai 5.771,18 hektare yang berlokasi di Kecamatan Rantau Pulung dan Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur,” ujar Heri.

Ia mengatakan proses sertifikasi ISPO menghadapi tantangan agak berat di kala pandemi. Pandemi Covid-19 yang mewabah berdampak kepada terhambatnya mobilitas  dan mempersulit dalam penyiapan kebutuhan dokumen serta sarana prasarana yang dipersyaratkan ISPO.

“Kendati tantangan besar, tetapi kami mampu menjalankan sertifikasi ISPO. Hal ini tidak terlepas dari dukungan pemegang saham dan dukungan dari pemerintah daerah. Sejauh ini, hubungan perusahaan dengan masyarakat juga baik sehingga mendukung kegiatan perusahaan,” urainya.

Namun demikian, dikatakan Heri Gunawan, Kalianusa tetap berkomitmen untuk mematuhi perundang-undangan serta regulasi di Indonesia. Sertifikasi ISPO ini bersifat wajib bagi perusahaan perkebunan sawit dalam rangka mematuhi standar dan tata kelola sawit berkelanjutan.

“ISPO ini bersifat mandatori bagi perusahaan perkebuan sawit. Tujuan mendapatkan sertifikat ini berupaya menjadi perusahaan patuh terhadap regulasi di Indonesia,” jelas Heri.

Momentum penyerahan sertifikat ISPO ini juga bagian dari persembahan kepada induk perusahaan, PT Pupuk Kaltim yang berulang tahun pada 7 Desember 2021. ”Memang kami berupaya mengejar agar sertifikasi dapat tercapai sebelum 7 Desember 2021. Ini merupakan persembahan kami bagiulang tahun Pupuk Kaltim sebagai pemegang saham kami,” urainya.

Ia mengakui kerja keras seluruh tim dan dukungan perusahaan induk juga pemerintah akhirnya PT Kalianusa mendapatkan sertifikasi ISPO. Tantangan sesungguhnya dimulai ketika perusahaan menerima sertifikat.

“Saya minta semua insan Kalianusa dapat melanjutkan komitmen kepada seluruh operasional perusahaan harus sesuai peraturan yang berlaku. Seperti kata pepatah usaha memperoleh sesuatu lebih mudah dari pada mempertahankan,” jelas Heri.

Selain itu, Heri mendapatkan target dari induk perusahaan untuk memaksimalkan kebun yang sudah ada termasuk produksinya. Begitupun, perusahaan terus melakukan pengembangan salah satunya akuisisi di salah satu perusahaan kelapa sawit di Kutai Timur.

“Rencana kami akan survey karena induk perusahaan sangat mendukung. Selain itu, induk perusahaan sedang mengembangkan bisnis oleokimia sesuai roadmap. Pada 2023, ada target pembangunan pabrik oleokimia dan pasokan sawit dari Kalianusa,” paparnya.

Saat ini, Kalianusa mengelolalahan seluas 6.997,02 hektare tanaman menghasilkan dan 214,66 Ha tanaman belum menghasilkan. Luasan lahan ini didukung satu unit pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah 30 ton TBS per jam.

Heri mengatakan target perusahaan di tahun depan akan menambah lahan seluas 20 ribuh ektare. Termasuk ada tambahan satu unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 45 ton TBS per jamdan meningkatkan kapasitas PKS yang sudah ada saat ini menjadi 45 ton TBS per jam. Pemegang saham mendukung pengembangan lahan untuk lebih luas.

Ia menjelaskan bahwa penerapan ISPO ini akan dirasakan manfaatnya bagi Kalianusa sebagai perusahaan yang mematuhi kaidah-kaidah sawit berkelanjutan. Ada lima manfaat yang diterima perusahaan yaitu Kalianusa dapat membuktikan sebagai badan usaha legal, membangun pelestarian lingkungan sekitar, pemberdayaan dan kualitas hidup masyarakat lokal, meningkatkan daya jual melalui produk tersertifikasi, dan kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.

(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 122)

Share.
Exit mobile version