Erick Tohir memangkas jumlah direksi dan komisaris di PTPN. Diharapkan mengoptimalkan kinerja dan lebih efisien.
Kendati pandemi, Kementerian BUMN RI yang dinakhodai Erick Tohir tetap lincah dan gesit. Kebijakan pergantian direksi dan restrukturisasi organisasi berjalan di BUMN termasuk PTPN sebagai perusahaan plat merah. Setelah resmi melantik jajaran direksi Holding Perkebunan -induk 14 PTPN – pada Februari 2020.
Selanjutnya Mei 2020, Kementerian BUMN mengubah susunan direksi dan organisasi di PTPN. Kini tiap PTPN cukup memiliki satu direktur dan dibantu Senior Executive Vice President. “Pak Erick ingin direksi cukup di holding saja. Kalau sudah ada holding di direksi buat apa ada direksi lagi di bawahnya. Makanya, jumlah direksi termasuk komisaris dikurangi,” ujar Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN RI, dalam video conference di akhir Mei 2020.
Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Erick Tohir menjelaskan efisiensi di PTPN sangat dibutuhkan lantaran utangnya telah mencapai Rp 48 triliun. Itu sebabnya, jumlah direksi harus dikurangi.
“ PTPN dalam kondisi berat, dengan segala hormat kita lakukan efisensi besar-besaran, kemarin banyak sekali PTPN 1-14 jumlah direksi harus kita pangkas, yang bukan holding akhirnya hanya satu direkturnya,” ujar Erick seperti dilansir dari kompas.com.
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Muhammad Abdul Ghani menjelaskan dengan perampingan tersebut, maka tiap anak perusahaan yang awalnya memiliki 4 direksi kini tinggal 1.”Pada 2020 ini, peran Holding Perkebunan Nusantara yang sebelumnya sebagai Strategic Holding berubah menjadi Operational Holding, dimana fungsi utama dan perencanaan strategis termasuk seluruh keputusan terkait investasi (on farm dan off farm), kebijakan komoditi, portofolio bisnis, pengembangan bisnis baru, pemasaran, inisiatif optimalisasi dan divestasi aset, pendanaan dan manajemen kas, serta sumber daya manusia dikendalikan sepenuhnya oleh Holding,” jelas Ghani.
Sebagai informasi, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan pada tahun 2018 mempunyai karyawan sebanyak 115.618 orang yang terdiri dari 6.264 orang karyawan pimpinan dan 109.354 orang karyawan pelaksana.
Dalam laman perusahaan disebutkan pula total luas areal yang dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan adalah 1.181.751,03 Ha dengan status pengusahaan lahan sekitar 68% sudah bersertifikat, 20% sertifikat berakhir/dalam proses perpanjangan dan 12% belum bersertifikat. Sedangkan total planted area yang dimiliki PTPN sebesar 817.536 Hektar yang terdiri dari komoditi kelapa sawit, karet, teh, tebu, kopi, kakao, tembakau, kayu dan hortikultura. Selain itu guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar PTPN juga memiliki areal kebun plasma seluas 457.794 Hektar.
Perubahan juga dilakukan kepada susunan komisaris dari PTPN I sampai XIV. jumlah komisaris disesuaikan dengan kebutuhan anak perusahaan dari yang sebelumnya berjumlah 38 menjadi 30 komisaris.
Muhammad Abdul Ghani mengatakan, pergantian Komisaris ini merupakan strategi untuk mendorong fungsi pengawasan dan optimalisasi proses transformasi bisnis Grup PTPN. Pergantian komisaris ini juga sejalan dengan restrukturisasi organisasi Grup PTPN sebagai Penopang Ekonomi dan Ketahanan Pangan Nasional.
(Selengkapnya dapat di baca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 104)