JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) sawit menyiapkan dua program untuk menjaga harga Tandan Buah Segar (TBS) tetap stabil. Program ini diharapkan mampu seimbangkan suplai dan permintaan minyak sawit di dalam negeri.
Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama BPDP sawit, menyebutkan pihaknya sudah sudah punya langkah strategis disaat situasi sulit ini untuk tingkatkan konsumsi biodiesel dalam negeri dan program replanting. “Kedua program ini dapat meningkatkan permintaan dan mengurangi supply in a productive way,” kata Bayu dalam rilis yang diterima SAWIT INDONESIA.
Sampai 31 Agustus kemarin, penyaluran biodiesel mencapai 9,7 juta liter dalam jangka waktu lima hari kerja dari produsen biodiesel sawit ke Pertamina. Pengiriman ini menggunakan jalan darat dengan truk tangki. Salah satunya adalah Musim Mas yang sudah bergerak pengiriman biodieselnya ke depo Pertamina di Kisaran dan Pematang Siantar pada minggu lalu.
Sedangkan, pengiriman besar menggunakan kapal akan tiba 1-2 hari lagi. Jumlah itu bagian kontrak lebih dari 300 ribu KL untuk pengiriman sampai Oktober 2015. Diperkirakan jumlah ini dapat naik menjadi 400 ribu KL lagi yang proses kontraknya sampai Desember 2015.
Tahun 2016 kontrak kebutuhan Pertamina diperkirakan sekitar 2,5 juta KL biodiesel untuk program PSO dan sekitar 2,6 juta untuk non PSO.
Sementara itu, hingga akhir tahun ini program peremajaan lahan sawit BPDP dialokasikan 2.000 hektare di wilayah Sumatera Utara dan Riau.
Bayu menyebutkan petani dan industry sawit masih cukup optimis. Paling tidak pohon sawitnya masih ada dan berbuah, pabriknya sudah berdiri dan berproduksi. Dan kita punya industri paling kompetitif di dunia. Istilahnya, apabila industri sawit Indonesia mengalami kesulitan maka pesaing-pesaing kita akan lebih sulit lagi.
“Kita yakin bahwa situasi sulit ini akan berakhir. Dan keseimbangan baru akan tercapai. Pasar akan tumbuh lagi dan sawit Indonesia akan jadi paling siap bersaing mengisinya,” pungkas Bayu.