JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Produsen minyak goreng memastikan pasokan aman menjelang hari besar keagamaan nasional Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Langkah ini diambil sesuai arahan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan yang meminta tidak ada gangguan pasokan minyak goreng di masyarakat.
Bernard Riedo, Ketua Umum Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) memastikan anggotanya berkomitmen menjaga pasokan minyak goreng menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Tidak ada kendala dalam pasokan. Setiap bulan, pasokan minyak goreng rerata lebih dari 400 ribu ton di dalam negeri,” ujarnya.
Bernard memastikan sejauh ini tidak ada kelangkaan minyak goreng di masyarakat. Kenaikan harga minyak goreng bukan disebabkan kelangkaan. Pihaknya bekerjasama dengan asosiasi ritel agar kebutuhan minyak goreng masyarakat dapat terpenuhi.
“Sejauh ini, informasi dari asosiasi ritel memastikan tidak ada kelangkaan tersebut,” kata Bernard.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan menegaskan, Kementerian Perdagangan terus berupaya menjaga pasokan dan harga minyak goreng di dalam negeri. Hal itu dilakukan dengan dengan meminta asosiasi dan produsen minyak goreng sawit untuk tetap memproduksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana minimal hingga menjelang hari besar keagamaan nasional Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.
“Kami meminta baik asosiasi maupun produsen minyak goreng sawit untuk tetap memproduksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana untuk menjaga pasokan di dalam negeri dengan harga terjangkau minimal hingga menjelang Natal dan Tahun Baru 2022. Kami juga terus memantau pendistribusiannya dengan menggandeng asosiasi ritel modern agar minyak goreng kemasan sederhana mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat,”kata Oke dalam siaran pers resmi, Jumat (5 November 2021).
Oke mengatakan, kenaikan harga minyak goreng lebih dikarenakan harga internasional yang naik cukup tajam. Sebab, pasokan minyak goreng di masyarakat saat ini aman. Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.