Bali – Sawit Indonesia. Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla melalui tiga menterinya tetap mendukung kelapa sawit sebagai industri strategis. Kompleksnya masalah yangdihadapi petani sawit perlu menjadi perhatian pemerintah supaya terselesaikan.
Sehari sebelum pembukaan 12th Indonesian Palm Oil (IPOC) and 2017 Price Outlook pada 24 November 2016, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengumpulkan pengurus dan dewan pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia di Westin Resort. Pertemuan yang berlangsung tertutup ini berlangsung selama 20 menit lamanya.
Di hadapan awak media, Amran menjelaskan enam point yang disampaikan kepada pengusaha sawit. Pertama, Peningkatan produktivitas kebun rakyat menjadi prioritas dan dukungan dana BPDP (CPO fund) perlu diperbesar porsinya. Khususnya percepatan replanting.
Kedua, percepatan sertifikasi ISPO bagi seluruh perusahaan. Hal ini juga perlu dukungan BPDP mengingat keterbatasan anggaran di Kementan. Penguatan ISPO penting dalam rangka percepatan sertifikasi dan keberterimaan international.
Ketiga, kebun sawit di lahan gambut harus ditingkatkan implementasi ‘pengelolaan gambut lestari’ bertujuan meningkatkan produktifitas dan mencegah kebakaran lahan.
Keempat, peningkatan produktivitas kebun rakyat terhambat dengan status legalitas lahan, yang menurut Kementerian LHK tumpang tindih di kawasan hutan. Hal ini perlu diselesaikan demi memberikan kepastian hukum dan keberterimaan oleh kredit bank.
Kelima, soal kampanye negatif di Eropa disarankan agar ekspor CPO ke eropa dikurangi atau disetop. Selanjutnya fokus pasar besar yg tidak banyak menuntut soal lingkungan seperti India, Tiongkok, Pakistan, dan Bangladesh.
Keenam, pengembangan integrasi jagung sawit pada 2016 ditargetkan seluas 724 ribu ha jagung di lahan sawit dan hutan. Untuk itu, petani jagung dapat bermitra dengan GPMT/industri pakan ternak.
“Semua permasalahan semoga ada solusi dari pemerintah. Pemerintah dukung sawit. Ada integrasi (sapi-sawit). Ada B20 (biodiesel). Apakah itu tidak cukup. Ini luar biasa,” kata Amran.
Dikabarkan akan membuka acara IPOC, Amran Sulaiman membatalkan agenda tersebut. Lantara ada agenda kerja ke Gorontalo, Sulawesi Barat. “Kami tetap mengapresiasi konferensi sawit (IPOC) serta rekan-rekan anggota GAPKI,”kata Amran .
Ekonomi Hijau
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah tetap akan menjadikan industri kelapa sawit sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, menjawab tantangan global, tata kelola perkebunan sawit nasional harus lebih berkelanjutan.
“Sangat penting menerapkan nilai-nilai ekonomi hijau dalam pembangunan sektor perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan,” kata Darmin dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Sekretaris Menteri Koordinator (Sesmenko) Perekonomian Lukita D. Tuwo dalam 12th Indonesian Palm Oil (IPOC) and 2017 Price Outlook di Westin Resort, Nusa Dua Bali.
(Ulasan lengkap silakan baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 Desember 2016 -15 Januari 2017)