JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Saat ini, dunia terbelah menyikapi krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Serangan Israel dinilai telah melampaui batas karena jutaan penduduk Palestina kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya dan menimbulkan ribuan korban jiwa. Sebagai negara dengan jumlah penduduk 9,3 juta jiwa, Israel juga membutuhkan minyak sawit untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati di dalam negeri. Lalu bagaimana perkembangan permintaan minyak sawit Israel setiap tahunnya?
Merujuk situs Global Data, konsumsi minyak nabati Israel diproyeksikan mencapai 232.000 metrik ton pada tahun 2026, meningkat sebesar 0,2% dari 230.000 metrik ton pada tahun 2021. Sejak tahun 2017, konsumsi telah meningkat rata-rata 0,9% per tahun. Pada 2021, Israel menduduki peringkat ke-55 secara global, di belakang Yaman yang berjumlah 230.000 metrik ton.
Masyarakat Israel juga senang menyantap makanan yang menggunakan minyak goreng. Minyak yang paling banyak dikonsumsi di Israel salah satunya minyak goreng dari minyak sawit yang disukai di sebagian besar konsumen rumah tangga.
Pada 2021, dari data OEC, bahwa Israel mengimpor minyak sawit senilai $36,7 juta, menjadikannya importir Minyak Sawit terbesar ke-95 di dunia. Pada tahun yang sama, Minyak Sawit merupakan produk impor terbanyak ke-355 di Israel.
Lalu darimana sumber minyak sawit yang dikapalkan ke Israel? Peringkat pertama diduduki Singapura sebesar US$22,2 juta. Disusul Indonesia sebesar US$14 juta dan Hong Kong US$165 ribu, Yunani US$117 ribu, dan Hongaria US$95,4 ribu.
Dari data BPS, ekspor produk sawit ke Israel meningkat menjadi US$31,9 juta pada 2022.
Tak hanya sebagai importir, Israel juga mengekspor kembali produk minyak sawit ke negara lain seperti Amerika Serikat, Hongaria, Guatemala, Denmark, dan Ceko. Pada 2021, Israel menempati posisi eksportir minyak sawit ke-109 di dunia. Pada tahun yang sama, minyak sawit merupakan produk yang paling banyak diekspor ke-974 di Israel.